Aresdi Mahdi Asyathry (34) atau yang akrab disapa Ares adalah CEO dari minuman kekinian merek GLEK. Berkat usahanya, kini usaha Ares telah tersebar di 53 outlet di pulau Jawa. Tidak tanggung-tanggung, sebagai rasa syukurnya, ia menyisihkan 51% keuntungannya untuk sedekah.
"Yang pertama saya punya niat, saya bikin usaha yang keuntungannya 51% itu untuk sedekah. Di mana saya berpikir 51% usia saya banyak kesia-siaan, banyak kemubaziran, banyak hal yang tidak maksimal dilakukan, dan tidak semestinya," ujar Ares dalam program Sosok.
Untuk menebusnya, Ares ingin melakukan kebaikan yang bisa dirasakan karyawan dan keluarganya. Ia pun mendirikan masjid dan pondok mengaji atas nama orang tua dari para karyawannya itu.
"Dan dari sedekah itu saya berpikir saya ingin bangun masjid. Saya ingin menghadiahkan buat para orang tua dari karyawan-karyawan saya, yang mudah-mudahan mungkin di dunia saya tidak bisa menjaminkan mereka punya rumah. Tapi setidaknya mereka punya rumah di surganya Allah SWT," jelas Ares.
"(Masjid) yang pertama di Cianjur, yang kedua di Madiun. Selanjutnya juga kami bangun pondok mengaji di Lombok, pascagempa," lanjutnya.
Agar sejalan dengan visinya, Ares menerapkan beberapa syarat untuk siapa pun yang ingin bergabung menjadi bagian dari karyawan GLEK.
"Tapi kami memberi syarat orang-orang yang kerja di kami itu wajib pakai kerudung. Perkara nanti setelah di luar mereka tidak pakai, itu soal yang lain. Walaupun kami dicibir gara-gara itu," ujarnya.
"Dan tidak cuma kerudung, jadi setiap orang yang kerja wajib bisa hafal 5 surat selain 3 'Qul'. Surat An-Nas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas. Dan tidak cuma itu, kami juga melarang karyawan untuk merokok," lanjutnya.
Ternyata, persyaratan yang dibuat oleh Ares menimbulkan kontra. Banyak yang menilai antara persyaratan dan kinerja tidak ada hubungan sama sekali. Namun, Ares tetap memberikan syarat tersebut bagi siapa pun yang mau menjadi karyawan GLEK.
"Mungkin bukan cuma kontra ya, tapi lebih ke menghina. 'Nyari kerja buat outlet apa buat marbut masjid?', 'Ini mau kerja kan yang penting ngaduk. Memang kalau hafal Al-Qur'an ngaduk minumannya benar?'. Banyak deh, segala macam," cerita Ares.
Siapa pun pasti pernah mengalami kekhilafan. Sudah saatnya membenahi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Bisnis yang dijalani Ares saat ini ternyata menjadi bentuk ikhtiar Ares kepada Sang Khalik.
"Dan sampai saat-saat titik itu saya banyak kurang ajarnya, saya banyak terlibat sama riba, banyak hal yang saya lewati. Makanya saya jadikan GLEK sebagai salah satu ikhtiar saya buat ngebela saya besok di pengadilannya Allah SWT. Saya punya visi di sana yang saya tanamkan, harapannya saya bisa ngapusin kesalahan-kesalahan saya di masa sebelumnya," tutup Ares.
(nis/fuf)