SMA Negeri 68 Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Siswa dan guru yang hendak masuk ke sekolah wajib memindai PeduliLindungi.
"Kalau dari sisi kesiapan, ini kan bukan yang pertama, jadi sekolah sudah siap, tempat cuci tangan, sabun, persediaan masker, ruang untuk kalau ada yang sakit isolasi sebentar, nunggu dijemput orang tua, itu siap sekolah," kata Kasie Dikmen Suku Dinas Pendidikan wilayah II Jakpus, Saryono, di SMAN 68 Jakarta, Jumat (8/4/2022).
Suryono mengatakan para siswa sangat berharap PTM 100 persen terus berjalan. Meski demikian, pihaknya masih memberi pilihan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi siswa yang sedang sakit ataupun tidak diizinkan orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak mengharapkan sekali, walaupun dibuka peluang untuk anak-anak yang karena sakit, karena orang tuanya tidak mengizinkan, masih dibuka peluang untuk PJJ," katanya.
Kepala SMAN 68 Jakarta Sri Rahmi Utami mengatakan pihaknya mewajibkan siswa dan guru untuk mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker selama berada di sekolah. Dia menyebut tempat duduk antarsiswa di dalam kelas juga diberi jarak.
"Upaya sudah kami lakukan, kelas XI itu jumlah murid ada 40, dan ruangan kami 7x8, jadi tidak terlalu besar dan kita minta murid untuk jaga jarak, kemudian kita tetap melakukan prokes yang ketat, kita juga sudah pernah 100 persen. Kita terus memberikan edukasi protokol," katanya.
Sri mengatakan setiap siswa, guru dan pihak lainnya wajib melakukan scan barcode PeduliLindungi sebelum memasuki area sekolah. Dia mengatakan penggunaan PeduliLindungi mempermudah pihak sekolah jika ada siswa atau guru yang positif Corona.
"Di sini semua murid harus scan barcode, PeduliLindungi itu keuntungannya kami bisa mendeteksi misal ada anak yang terkonfirmasi, otomatis di aplikasi itu ada ininya, jadi lebih memudahkan, jadi data langsung masuk, juga sebagai absensi siapa yang masuk ke sini," katanya.
Simak Video 'PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Lagi':