Kontemplasi Qalbu (41)

Menemukan Zona Nyaman

Nasaruddin Umar - detikNews
Kamis, 07 Apr 2022 05:30 WIB
Prof Nasaruddin Umar menjelaskan tentang apa itu zona nyaman dalam pandangan Islam.Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Zona nyaman atau tidak nyaman sangat ditentukan oleh subyektifitas sikap batin seseorang. Jika seseorang sedang tegar (fix) maka potensi zona nyaman mudah terjadi bagi seseorang. Sebaliknya jika ia sedang berada dalam suasana yang tidak fix maka sulit seseorang merasakan zona nyaman itu.

Dalam bahasa agama, ada dua zona yang sering dialami seseorang, yaitu zona takut (khauf) dan zona harapan (raja'). Zona khauf ialah zona batin yang didominasi rasa takut bagi seorang hamba kepada Tuhannya karena selalu membayangkan kelemahan dan keterbatasannya. Ia selalu membayangkan dosa-dosa yang pernah dilakukan di masa lampau dan keterbatasan ibadah yang tulus dan khusyuk yang dilakukan di hadapan Tuhannya. Ia menyadari umurnya bertambah panjang tetapi tidak berbanding lurus dengan amal ibadah yang dilakukannya.

Zona Raja' ialah zona batin yang didominasi harapan dan optimisme kepada Tuhannya karena ia selalu membayangkan Tuhannya sebagai Tuhan yang lebih menonjol sebagai Maha Pencinta dan Maha Pengasih dan Pengampun ketimbang sebagai Tuhan Maha Pendendam dan Maha Pemarah dan Penyiksa. Ia merasakan kelemahlembutan Tuhannya setiap saat sehingga ia yakin bahwa dirinya selalu mendapatkan ridha Allah Swt.


Dua zona batin ini senantiasa berpengaruh di dalam diri seorang hamba. Jika seseorang melakukan kekeliruan dan dosa maka dengan sendirinya orang itu merasakan rasa khauf. Akan tetapi jika seseorang sedang tenggelam di dalam lautan kerinduan terhadap Tuhannya, sehingga ibadah dan dzikir mewarnai kehidupannya, maka biasanya orang itu akan merasakan perasaan raja'.


Sikap khauf dan raja' bagaikan dua sayap dalam kehidupan hamba. Idealnya seorang hamba tidak didominasi secara terus menerus perasaan khauf, meskipun ia berada di dalam konsisi ketaatan yang tidak fix, karena dengan demikian ia bisa menuduh Tuhan tidak Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Sebaliknya sesorang hamba tidak didominasi secara terus menerus perasaan raja', meskipun ia dalam suasana ketaatan yang fix, karena dengan demikian ia seplah mau mendikte Tuhan sesuai dengan harapannya.


Suasana khauf dan raja' lebur menjadi satu di dalam diri hamba yang ideal. Zona khauf-nya tidak pernah berlebihan karena ia menyadari Tuhannya Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Zona raja'-nya juga tidak berlebihan karena ia dirinya sebagai hamba dan Tuhannya sebagai Tuhan. Keterpaduan antara khauf dan raja' akan melahirkan zona nyaman dan thumakninah bagi seorang hamba. Orang yang seperti ini tidak akan pernah mabuk jika diuji dengan rezeki dan kemewahan dan tidak akan pernah frustrasi jika ia diuji dengan musibah dan penderitaan, karena ia sadar kelebihan dan kekurangan, musibah dan kemewahan datangnya dari Allah Swt.

Jika orang memiliki anugerah berupa kemampuan untuk mensinergikan antara khauf dan raja' dalam kehidupannya, maka orang ini akan menjadi tokoh penting di mata masyarakat dan hamba utama di mata Allah Swt. Kita sangat membutuhkan figur seperti ini. Krisis sebuah bangsa diawali dengan krisis tokoh yang berkarakter seperti ini. Semoga kita mampu menciptakan zona nyaman di dalam diri dan lingkungan kita melalui tuntunan Al-Qur'an.

Prof. Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(lus/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork