Sekretaris Ditjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Yohpy Ichsan Wardana membuka gelaran Seminar G20 Fair di Taman Budaya Kota Mataram. Dalam kesempatan tersebut, dia menekankan pentingnya transformasi digital sebagai satu dari tiga sektor prioritas Presidensi G20 Indonesia.
"Sektor ini menjadi kunci penting dalam upaya pemulihan bersama dunia pasca pandemi COVID-19. Mereka yang bisa beradaptasi dengan memanfaatkan digitalisasi, mampu bertahan dan unggul dalam persaingan global," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4/2022)
Diketahui, acara dengan tema 'Tumbuh dan Produktif di Era Digital: Rancang Masa Depan dengan Transformasi Digital' ini dihadiri oleh 30 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Seminar G20 Fair turut menghadirkan Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Muhsin Syihab sebagai presenter utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan tersebut, Muhsin berbicara mengenai kerja dan makna Presidensi G20. Dia menekankan Presidensi G20 Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau kalangan tertentu, tetapi juga milik seluruh lapisan masyarakat.
Adapun Presidensi Indonesia berupaya inklusif, dengan turut mengundang wakil dari Pasifik dan Karibia, dua kawasan negara berkembang dan pulau-pulau kecil. Prinsipnya adalah untuk pulih lebih kuat dan berkelanjutan, maka harus dilakukan bersama-sama.
"Kita tidak ingin meninggalkan siapapun dalam membangun dunia, leave no one behind. Inilah inti tema Recover Together, Recover Stronger yang diusung Indonesia," ungkapnya.
Dikatakannya, tujuan Presidensi G20 Indonesia adalah adanya hasil yang nyata bagi semua pihak. Salah satunya melalui langkah penggalangan kerja sama anggota G20 dalam bentuk investasi, program, peningkatan kapasitas, beasiswa, maupun transfer teknologi.
Adapun bagi masyarakat Indonesia, momentum ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata. Terutama dari rangkaian pertemuan yang akan mendatangkan banyak delegasi sehingga dapat menggerakkan ekonomi daerah.
Di sisi lain, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan Presidensi G20 Indonesia merupakan peluang untuk mengembangkan transformasi digital.
"Salah satu exposure yang akan memamerkan perkembangan transformasi digital Indonesia melalui Digital Transformation Expo dan Digital Innovation Network," jelasnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik
"Kunci untuk menjawab tantangan yang dihadapi dalam ekonomi digital adalah adanya dialog berkesinambungan antara swasta dan Pemerintah dalam mencapai Digital Indonesia 2030," terangnya.
Selanjutnya, seminar dilanjutkan dengan sesi diskusi aktif dengan para mahasiswa. Sesi tersebut membahas seputar kondisi dunia digital di Tanah Air, hingga peran kaum perempuan untuk dapat berkontribusi dalam perekonomian digital.
Sebagai informasi, Provinsi NTB tercatat menjadi tuan rumah dari lima kegiatan rangkaian Presidensi G20 Indonesia. Salah satunya adalah 1st Digital Economy Working Group (DEWG) yang telah berlangsung tanggal 29-30 Maret 2022 di kawasan Senggigi. Dalam DEWG ini banyak dibahas isu transformasi digital.
Menyusul Mataram, Kementerian Luar Negeri telah merencanakan rangkaian G20 Fair berikutnya di beberapa kota di Indonesia. Melalui acara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai manfaat dan misi G20, sehingga ada dukungan masyarakat yang kuat terhadap penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia.