"Ini suatu kebanggaan besar buat saya dan keluarga besar saya. Mudah-mudahan ini akan menjadi motivasi saya untuk berbuat lebih baik dan maksimal lagi untuk masyarakat. Dan saya harap menjadi motivasi juga buat adik-adik mahasiswa agar terus tak kenal lelah untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya," ujar Syarief dalam keterangannya, Jumat (1/4/2022).
Dalam acara yang digelar di Ballroom Theater Menara Phinisi UNM pada Kamis (31/3) itu, Syarief menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul 'Ekonomi Pancasila dan Implementasi Manajemen Administrasi Bisnis, Strategi Koperasi dan UMKM' di hadapan Rektor, para Wakil Rektor dan para Guru Besar.
Syarief Hasan mengutarakan perkembangan perekonomian global saat ini dikuasai dua pemahaman ekonomi yang berbeda. Pertama, Ekonomi Liberal yang dipengaruhi pasar bebas dan kapitalis, berorientasi serta hanya fokus kepada keuntungan yang setinggi-tingginya. Paham ini juga menolak segala unsur intervensi dan proteksi negara dalam ekonomi.
Menurutnya, Ekonomi Liberal ini tidak mampu membuat manusia memiliki kepekaan terhadap orang lain yang kurang beruntung secara ekonomi. Padahal, mereka yang berada dalam kemiskinan mesti diperhatikan dan diperlakukan dengan layak.
Paradigma ekonomi liberal memang memandang manusia sebagai homo economicus atau manusia ekonomi, artinya manusia hanya berfungsi untuk memaksimalkan keuntungan.
Kedua, Ekonomi Sosialis. Paham ini menekankan bahwa semua sarana produksi harus dimiliki bersama oleh masyarakat.
Mengutip dari Karl Marx bahwa masyarakat harus hidup dalam suasana sama rata dan menguasai ekonomi. Dalam paradigma ekonomi sosialis, pemerintah mengontrol penuh dan langsung supply and demand ekonomi secara mandiri dalam bentuk intervensi negara.
"Pertanyaan besarnya adalah, posisi Indonesia di mana? Indonesia menganut ekonomi seperti apa? Banyak pandangan dari para pakar dan ahli soal ini dan semua mengerucut kepada ekonomi kerakyatan. Menurut saya itu semua bisa diterima," tutur Syarief.
Ia menekankan paham ekonomi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia adalah Ekonomi Pancasila.
"Saya menyebutkan Ekonomi Pancasila, karena sesuai dengan amanah UUD NRI Tahun 1945 Pasal 33 ayat (1)," tegasnya.
Syarief menerangkan Ekonomi Pancasila adalah sistem perekonomian yang harus dijalankan dengan asas kekeluargaan dan Berketuhanan Yang Maha Esa untuk mencapai kesejahteraan. Dalam implementasi Ekonomi Pancasila ini, pemerintah berperan sebagai regulator dan pengambil kebijakan untuk menstimulasi dan menstabilkan ekonomi, namun dengan tetap melakukan intervensi pasar bila diperlukan demi kepentingan rakyat.
Intinya, Ekonomi Pancasila memiliki tujuan mulia untuk membangun perekonomian Indonesia yang rasional, adil dan merata. Untuk itu, semua kebijakan penguasa perlu keberpihakan agar pelaku ekonomi rakyat yang kebanyakan UMKM, lebih produktif secara maksimal.
Tampak hadir dalam acara beberapa pimpinan lembaga dan pejabat sebagai tamu kehormatan, di antaranya para Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, Jazilul Fawaid dan Ahmad Muzani, Komandan Lantamal VI Makassar Laksma TNI Benny Sukandari, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Timo Pangerang, Bupati Gowa, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palopo serta keluarga besar dan teman Syarief Hasan.
Sementara itu, Rektor UNM Prof. Dr. Ir. Husain Syam mengucapkan selamat kepada Syarief sekaligus mengungkapkan kekagumannya pada orasi ilmiah yang disampaikan Syarief saat acara pengukuhan.
"Luar biasa ya, saya tidak perlu menyimpulkan isi orasi Pak Profesor Syarief, tanpa teks menggebu-gebu, pemaparannya jelas dan menambah wawasan kita semua. Ini yang kita harapkan dari seorang Profesor, saling berbagi ilmu. Kita harapkan, setelah menjadi Guru Besar UNM, Profesor Syarief Hasan bisa sering menyampaikan ilmu-ilmunya di UNM ini. Dan semoga kiprah beliau untuk berbakti kepada masyarakat lebih luas lagi," pungkasnya.
(fhs/ega)