Komentar 4 Menteri Soroti Pemecatan Terawan dari IDI

Komentar 4 Menteri Soroti Pemecatan Terawan dari IDI

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 01 Apr 2022 07:40 WIB
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
dr Terawan (Foto: Muhammad Ridho)
Jakarta -

Polemik pemecatan dr Terawan Agus Putranto dari anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terus menjadi sorotan. Empat menteri di Kabinet Indonesia Maju pun ikut angkat bicara.

Diketahui IDI memecat Terawan dari keanggotaan. Pemecatan Terawan sebagai anggota IDI berdasarkan keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Keputusan itu disampaikan dalam Muktamar Ke-31 IDI yang digelar di Aceh.

Terawan pun tidak diizinkan melakukan praktik kedokteran. Hubungan Terawan dan IDI diketahui sempat 'panas-dingin'. Hubungan 'panas-dingin' itu terjadi sejak munculnya terapi cuci otak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemecatan Terawan itu memicu kritik hingga pembelaan untuk dr Terawan dari berbagai pihak. Menteri Menkumham Yasonna Laoly dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi salah satu yang membela dr Terawan.

Menkumham Kecam Pemecatan

Menkumham Yasonna Laoly menyayangkan pemecatan dr Terawan dari IDI. Yasonna mengaku telah banyak dibantu Terawan, salah satunya mendapatkan vaksin Nusantara.

ADVERTISEMENT

"Sebelum gonjang ganjing keputusan IDI tentang Pemberhentian permanen Let. Jend. TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad sebagai anggota IDI, tanggal 3 Maret 2022 yang lalu, saya sangat beruntung mendapat treatment Vaksin Nusantara (Vaknus) dari Dr. Terawan," kata Yasonna, dikutip dari akun Instagram resminya, @yasonna.laoly, Rabu (30/3/2022).

Yasonna mengaku tidak meragukan kredibilitas Terawan sebagai dokter. Yasonna mengaku tidak mendapatkan efek samping dari pemakaian vaksin Nusantara itu, bahkan ia merekomendasikan dua temannya diterapi oleh Terawan.

"Oleh karena kredibilitas dan keahlian Dr. Terawan yang tidak saya ragukan, sejak lama saya sangat berminat untuk Vaksin Nusantara. Saya tahu banyak pejabat tinggi negara yang sudah menerima suntikan Vaknus dari Dr. Terawan, serta sangat meyakini keampuhannya. I feel great!!! No doubt about it!" kata Yasonna.

"Pada saat yang sama, saya membawa dua orang teman yang ingin mengikuti treatment DSA dari Dr Terawan. Sahabat saya tersebut sangat tertarik karena kesaksian dari beberapa teman yang telah pernah mendapat treatment DSA. Setelah mendapat treatment DSA dari Dr. Terawan, seminggu kemudian saya tanya kepada mereka, bagaimana hasilnya? Mereka berdua mengatakan super dan mantap, dan merekomendasi saya untuk DSA," imbuhnya.

Yasonna mengaku menyayangkan terkait keputusan IDI memecat Terawan sehingga berdampak Terawan tidak dapat melakukan praktik. Yasonna menilai justru IDI harus dievaluasi, ia mengusulkan agar pemerintah membuat undang-undang izin praktik dokter merupakan domain pemerintah.

"Secara science, itu adalah bukti empirik! Oleh karenanya, saya sangat menyesalkan putusan IDI tersebut, apalagi sampai memvonis tidak diizinkan melakukan praktek untuk melayani pasien," ujar Yasonna.

"Posisi IDI harus dievaluasi! Kita harus membuat undang-undang yang menegaskan izin praktek dokter adalah domain pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Kepada Dr. Terawan: 'tetaplah berkarya untuk bangsa dan negara, serta untuk kemaslahatan umat manusia'," tutur Yasonna.

Simak video 'Sederet Menteri yang Kena Sentil Jokowi Belakangan Ini':

[Gambas:Video 20detik]



Menko PMK Anggap Pemecatan Berlebihan

Menko PMK Muhadjir Effendy menilai pemecatan dr Terawan berlebihan. Sebab, menurutnya, permasalahan antara Terawan dan IDI bisa diselesaikan baik-baik.

"Pak Menkes sudah berbicara dengan saya mengenai langkah yang akan dilakukan. Nanti akan kita tindak lanjuti," ujarnya di sela kunjungan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, pada Kamis (31/3/2022).

Muhadjir mengatakan dia telah bertemu dengan Ketua IDI Adib Khumaidi. Menurut Muhadjir, Terawan dan IDI sama-sama memiliki tujuan baik.

"Jadi dua-duanya ini (IDI dan dr Terawan) tujuannya sama-sama baik. IDI punya tanggung jawab menegakkan kode etik profesi, Pak Terawan memiliki panggilan jiwa yang untuk melakukan terobosan dan inovasi. Hanya mungkin tingkat pertemuannya yang tidak intens saja kemudian menjadi masalah yang berkepanjangan," ucapnya.

Berdasarkan penjelasan yang diterima, Muhadjir menilai IDI pada prinsipnya terbuka dan akan mencari titik temu berkait dengan pelanggaran kode etik Terawan. Dia berharap IDI bisa menegakkan disiplin bagi anggotanya. Tetapi juga bisa memberikan peluang adanya inovasi dan terobosan yang digagas dan diinisiasi anggotanya.

"Terobosan dan inovasi itu kan sangat penting, sehingga ilmu kedokteran Indonesia tidak mandeg. Kalau tidak ada yang melakukan terobosan inovasi kita khawatir program percepatan transformasi di bidang kesehatan akan mandek. Perkembangan ilmu dan praktik kedokteran Indonesia bisa jauh tertinggal," paparnya.

Menkes Akan Segera Bertemu dr Terawan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin enggan berkomentar terkait pemecatan dr Terawan Agus Putranto oleh IDI. Dia ingin semua pihak di lembaga kesehatan berfokus terhadap masalah yang masih berjalan.

"Ini kan isu mengenai organisasi dan anggota kami kan ingin agar temen-temen di sektor kesehatan ini bisa konsen masih banyak masalah kesehatan di Indonesia yang perlu didalami," kata Budi kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Meski begitu, Budi mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan IDI serta dr Terawan untuk membicarakan terkait pemecatan.

Kemenkes kata Budi tidak memiliki kewenangan untuk terlalu mendalami persoalan itu. Tapi dia menyebut Kemenkes akan berupaya memediasi keduanya.

"Jadi saya memanggil semua, udah bertemu dengan IDI, sudah ketemu dengan Kemenkes, nanti rencana saya mau ketemu dengan dr Terawan supaya kita berbicara. Memang bukan wewenang, tapi peran Kemenkes di sini lebih memediasi. Ini kan masalah internal organisasi. Tapi seenggaknya kita mengimbau agar kita dipakai untuk energi yang lebih produktif," tuturnya.

Menko Polhukam Singgung 'Dicuci Otak' dan Vaksin Nusantara

Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud Md mengaku pernah dua kali menjalani terapi cuci otak oleh dokter Terawan dan divaksin Nusantara. Karena merasa hasil terapi cuci otak bagus, dia kemudian mengajak istrinya untuk ikut terapi.

Selain pernah terapi dengan dokter Terawan, Mahfud menuturkan dirinya juga mendapat suntikan vaksin Nusantara yang dicetuskan oleh Terawan. Mahfud mengaku usai mendapat vaksin Nusantara, imun tubuhnya meningkat.

"Saya juga sudah ikut minta vaksin Nusantara yang digarap oleh Pak Terawan sebelum dapat vaksin booster. Waktu mau booster dulu kan pejabat non-tendis (tenaga medis) atau TNI/Polri masih harus antre atau menunggu, tak bisa cepat. Saya juga tak mau cari-cari booster lewat jalan tol," ujarnya.

"Ketika saya minta booster dan diberi tahu oleh Menkes bahwa selain tendis dan TNI/POLRI belum boleh booster maka saya ambil vaksin Nusantara. Antibodi saya naik tinggi setelah divaksin Nusantara," lanjutnya.

Meski merasa hasil kerja dokter Terawan bagus, Mahfud tidak bisa memberikan komentar terkait dipecatnya dokter Terawan dari IDI sebab sudah ada mekanisme dan aturan tersendiri. Namun yang terpenting baginya asalah kesembuhan dan imun tubuh meningkat.

"Saya bukan ahli medis, jadi saya tidak bisa menanggapi apa pun terkait pemberhentian Pak Terawan dari IDI. Itu sudah ada aturan dan mekanisme tersendiri. Kalau saya sendiri sih yang penting sembuh atau imun dari virus," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(dwia/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads