Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), membeberkan fakta baru terkait kasus pemuda berinisial RD (22), yang diduga mencabuli banyak santri. Korbannya mencapai 48 santri.
Dilansir detikSulsel, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, serta Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Tarakan Maryam mengatakan ada 200 santri di pesantren itu. Sebanyak 48 santri di antaranya jadi korban RD.
"Dari 200 santri yang ada di pesantren tersebut, ada 48 anak yang mengaku menjadi korban dari pelaku," ujar Maryam saat dihubungi detikcom, Rabu (30/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maryam mengatakan pihaknya menerima laporan dari 9 korban yang didampingi orang tua. Dari asesmen yang dilakukan, Maryam menyebut para santri yang menjadi korban RD mengaku dicabuli hingga berulang-ulang.
"Jadi, dari 48 anak ini, ada 5 anak yang mengaku dilecehkan berulang-ulang oleh korban, dan ada yang 2-3 kali, dan ada juga yang hanya sekali," ujarnya.
Maryam mengatakan lima orang santri korban pencabulan mengalami trauma berat. Pihak terkait masih melakukan pendampingan khusus terhadap lima korban tersebut.
Baca selengkapnya di sini.
(idh/imk)