Jakarta - Adrianus Meliala, kriminolog UI, punya istilah yang pas untuk menggambarkan kondisi keluarga Cendana saat ini. "Keluarga Cendana dalam titik nadir," begitulah kesimpulannya."Masalah Soeharto belum selesai, sudah ada masalah ini," imbuhnya kepada
detikcom mengomentari ontran-ontran Bambang Tri-Mayangsari-Halimah dan dua anaknya. Sandyakalaning Cendana, sudah di depan mata.Bila ditelisik ke belakang, tanda-tanda keruntuhan Cendana ini sudah bisa diraba ketika Ibu Tien Soeharto meninggal dunia pada 28 April 1996.Keluarga menyebut Ibu Tien meninggal dunia akibat serangan jantung. Namun sebagian publik lebih mempercayai bahwa kematian Ibu Tien masih diliputi misteri yang ditutup rapat-rapat oleh keluarga Cendana.Sebagian orang Jawa percaya bahwa hoki Soeharto terletak pada Ibu Tien. "Ketika Soeharto naik berkuasa, orang percaya bahwa istrinya memiliki wahyu, dan siapa pun yang bersatu bersamanya akan mendapatkan wahyu. Setelah kematiannya, orang mulai berpikir wahyu telah hilang," jelas sejarawan Onghokham dalam wawancara tahun 2001 silam.Bisa jadi kepercayaan itu ada benarnya. Belum genap dua tahun Ibu Tien menghadap Illahi, Pak Harto -- penguasa Indonesia 32 tahun -- mengumumkan kemunduran dirinya pada 21 Mei 1998 setelah lautan demonstrasi mendesaknya lengser.Setelah itu, satu per satu masalah, satu per satu gosip, menjadi karib keluarga terpandang ini. Pendiri keluarga Cendana, Soeharto, terus diobok-obok oleh generasi penerusnya -- hal yang menjadi pantangan selama dia berkuasa. Mulai dari harta benda, kebijakan, bahkan kesehatannya. Bahkan hingga kini, setelah 3 presiden berganti, Soeharto masih terus menjadi blunder tak terselesaikan.Keruntuhan dinasti Cendana disumbang oleh sepak terjang anak-anaknya di dunia politik, hukum, bisnis, hingga konflik rumah tangga.Beberapa bulan setelah sang ayah lengser, satu per satu anak Soeharto berurusan dengan aparat penegak hukum, suatu hal yang tabu ketika Soeharto sedang kuat-kuatnya. Mereka diperiksa dalam kasus 7 yayasan Soeharto yang mulai disidik pada 1998.Selain kasus yayasan, kasus korupsi lainnya juga datang menjerat. Si sulung Cendana, Sigit Hardjojudanto, misalnya, diperiksa oleh Kejati Sumut pada 12 September 1998 dalam masalah kredit bermasalah Rp 200 miliar yang dikeluarkan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU).Sigit Hardjojudanto juga pernah diperiksa polisi pada November 2000 dalam kasus kaburnya Tommy Soeharto. Pada 14 Februari 2001, Sigit diperiksa empat jam oleh Kejaksaan Agung dalam kasus KKN pada Proyek Kilang Minyak Balongan, di Indramayu.Istri Sigit, Elsye Sigit, juga pernah berurusan dengan polisi. Elsye diadukan ke polisi oleh rekanan bisnisnya, Stephanus Setiawan, menilap uang Rp 20 miliar pada awal 2002.Sebagai anak kedua, Mbak Tutut paling sering tampil di depan publik. Dia sering menjadi jubir keluarga. Dalam kasus hukum, Mbak Tutut ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pipanisasi Pertamina di Jawa pada 23 Februari 2001. Mbak Tutut juga pernah diperiksa Kejagung dalam kasus korupsi proyek Jakarta Outer Ring Road (JORR) bagian selatan, Pondok Pinang-Kampung Rambutan dengan tersangka Djoko Ramiadji.Suami Mbak Tutut, Indra Rukmana, juga tak luput dari pemeriksaan aparat Kejagung dalam kasus JORR tersebut pada Oktober 2001.Anak ketiga Soeharto, Bambang Tri, juga pernah diperiksa oleh Kejagung pada awal April 2001 sebaai saksi dalam kasus dugaan korupsi Kanindotex. Pada September 1998, bahkan Bambang berserta seluruh jajaran komisaris dan direksi Bank Andromeda dilarang ke luar negeri dengan cap sebagai bankir bermasalah.Bos Bimantara Group ini juga pernah diperiksa dalam kapasitasnya sebagai bendahara Yayasan Dana Mandiri Sejahtera, salah satu dari 7 yayasan yang dikelola Soeharto, oleh Kejagung pada Desember 1998.Pada tahun 2006, nama Bambang Tri sangatlah moncer. Dia menjadi bulan-bulanan infotainmen. Hal ini bermula dari beredarnya gambar mesra dirinya dengan artis Mayangsari. Setelah itu, Mayang diketahui hamil 7 bulan. Infotaimen menguber-uber pasangan ini hingga sang jabang bayi lahir. Setelah lahir, wartawan melupakan Bambang-Mayang, hingga meledaklah peristiwa penyerangan terhadap rumah Mayang pada 21 Mei 2006, tepat sewindu lengsernya Soeharto dari tampuk kekuasaan.Istri Bambang Tri adalah Halimah Agustin Kamil. Perempuan ayu ini tidak pernah diperiksa oleh penegak hukum dalam kasus apa pun sebelum 21 Mei 2006. Namanya sering disebut ketika dia memimpin Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA). Bahkan Halimah terpilih sebagai Ketua Dewan OTA periode 2004 2007. Namun kini Halimah berstatus tersangka pengrusakan dan dikenai pasal 170 KUHP.Anak keempat Soeharto adalah Siti Hediati Hariyadi alias Mbak Titiek. Mbak Titiek pernah diperiksa 7 jam oleh penyidik Mabes Polri pada November 2001 terkait kaburnya Tommy Soeharto. Nama Mbak Titiek jarang disebut-sebut dalam kasus hukum.Namun dia menjadi buah bibir dalam hubungannya dengan Letjen TNI Purn Prabowo, pria yang memberinya seorang anak. Hubungan Mbak Titiek dan Prabowo disebut-sebut retak menjelang kejatuhan Soeharto pada 1998. Meski tidak ada berita resmi tentang perceraian mereka, namun media massa kini menyebut Mbak Titiek tanpa embel-embel Prabowo di belakang namanya.Adik Titiek, Tommy Soeharto, kisahnya bagaikan melihat ikan di dalam akuarium kaca: gamblang. Mulai kasus pembunuhan hakim agung yang membuatnya dibui 10 tahun, pengakuan Shandy Harun dan Lina Banjarani yang punya anak dengan pembalap itu, hingga gugatan cerai Tata yang telah memasuki masa sidang.Si bungsu keluarga Cendana adalah Siti Hutami Endang Adiningsih yang akrab disapa Mbak Mamiek. Dia jarang muncul di depan publik. Namun seperti sejumlah kakaknya, pernikahan Mamiek dengan Pratikno Singgih juga berakhir dengan perceraian.Tak cuma anak dan menantu saja yang meramaikan kehebohan Cendana. Cucu-cucu Soeharto juga sangat lekat dengan masalah hukum dan gosip. Misalnya saja anak Sigit-Elsye yaitu Ari Sigit yang pernah masuk bui karena kepemilikan senjata api ilegal.Istri Ari Sigit, Maya Firanti Noor, juga pernah dibui 8 bulan karena kepemilikan shabu-shabu 0,5 gram. Pernikahan Ari-Maya berakhir dengan perceraian. Lalu Ari Sigit menjadi incaran infotainmen karena berpacaran dengan artis sinetron Rika Callebout yang kemudian dinikahinya.Cucu-cucu Soeharto lainnya juga sering menghiasai media infotainmen. Misalnya Eno Sigit yang meniti karier di bidang entertainmen, Danny Rukmana (anak bungsu Mbak Tutut) yang berpacaran dengan artis sinetron Lulu Tobing, Gendis Trihatmodjo yang baru saja melepas masa lajangnya di usia 23 tahun, dan juga Panji Adhikumoro Trihatmodjo yang berpacaran dengan artis sinetron Laudya Chyntia Bella.Untuk dua cucu Soeharto terakhir, namanya mencorong kembali setelah terlibat penyerangan rumah Mayangsari pada Minggu 21 Mei pukul 23.00 WIB. Keduanya dijadikan tersangka bersama ibu mereka, Halimah Trihatmodjo, istri pertama Bambang Tri.Jangan dikira, carut marutnya keluarga Cendana ini tak hanya menjadi konsumsi masyarakat dalam negeri. Tokoh sekaliber Lee Kuan Yew (mantan perdana menteri yang kini menjadi menteri senior Singapura), juga pernah 'cerewet' soal anak-anak Soeharto ini.Dalam buku riwayat hidupnya yang berjudul "
From Third World to First: The Singapore Story", Lee Kuan Yew berkomentar soal anak-anak Soeharto ini, utamanya di bidang bisnis. Lee pernah menasihati anak-anak mantan Presiden Soeharto agar mereka jangan menyalahgunakan posisi mereka guna memperoleh keuntungan keuangan dan bisnis."Kelakuan anak-anak ini akhirnya ikut menyumbang kejatuhan ayah mereka," ujar Lee.Dan Syandakalaning Cendana tidak bisa ditolak lagi seiring dengan kondisi kesehatan Soeharto yang kini memasuki masa darurat.....
Foto:Keluarga Cendana di masa jaya Soeharto (diambil dari soehartocenter.com)
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini