Polres Metro Bekasi Kota dan Kabupaten meminta warga tidak melakukan kegiatan sahur on the road (SOTR) selama Ramadan. Hal itu karena kegiatan SOTR rawan menimbulkan gesekan antar-remaja.
"Justru SOTR itu justru banyak kemudaratannya, tidak ada kemanfaatannya, malah merugikan, tawuran, kebut-kebutan. Oleh karena itu, kita menunggu dari Polda bahwa itu dilarang," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki ketika dihubungi pada Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Balada Wanita 'Open BO' di Jabar |
Menurutnya, seluruh wilayah Kota Bekasi rawan kriminalitas. Dia menyebut SOTR kerap disalahartikan oleh remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua rawan, jadi kita akan antisipasi di semua daerah, tidak ada yang tidak rawan, semua kemungkinan akan terjadi, karena SOTR disalahartikan oleh anak-anak remaja, akan menimbulkan gesekan para remaja," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi Kombes Gidion Arif menilai makna SOTR sudah bukan lagi hanya sahur, melainkan menjadi kegiatan yang meresahkan masyarakat.
"SOTR itu kan sekarang jadi konotasinya bukan sahur lagi ya, tapi juga balap liar yang dilakukan jam-jam sahur sehingga mengganggu masyarakat gitu," ucap Gidion.
Untuk mengantisipasi SOTR, polisi akan melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok rawan serta tokoh agama. Selain membuat resah, SOTR dinilai bisa menimbulkan klaster COVID-19 baru.
"Antisipasi kita melakukan sosialisasi pendekatan kepada apa kelompok kelompok yang rawan itulah ya, sosialisasi melalui tokoh agama, komunitas bahwa kegiatan itu tidak boleh dilakukan," tuturnya.
"Klaster juga, lebih banyak mengganggu kenyamanan masyarakat yang lain," sambungnya.
Lihat juga video 'Ramadan Tahun Ini, Masjid Istiqlal Gelar Buka Puasa Bersama':