Antrean truk hingga bus untuk mendapatkan biosolar tampak di sejumlah SPBU di Banda Aceh. Hiswana Migas menyarankan Pemerintah Aceh kembali membuat program stiker agar pasokan solar subsidi tepat sasaran.
"Saya rasa kalau pengawasan itu dilakukan melalui mekanisme stiker lebih bagus," kata Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin kepada wartawan, Selasa (29/3/2022).
Nahrawi mengatakan stiker tersebut memudahkan petugas SPBU mengisi ke mobil yang berhak menerima solar subsidi. Penggunaan stiker juga disebut dapat membuat penyalur BBM subsidi tepat sasaran.
"Kalau itu dijalankan saya jamin tidak ada antrean lagi. Kalau sekarang kami selaku penjual tidak mungkin kami usir mobil yang isi solar, takutnya terjadi keributan dan lain sebagainya," terang Nahrawi.
"Kalau sudah ada tanda mungkin dibuat stiker semacam sistem barcode kita menyediakan barcode sehingga tidak ada yang bolak-balik mengisinya," jelas Nahrawi.
Menurut Nahrawi, antrean truk hingga bus terjadi karena distribusi solar diatur supaya tidak terjadi kelangkaan pada akhir tahun. Untuk kuota solar subsidi, katanya, ditetapkan pemerintah.
"Pertamina mengatur distribusinya sedemikian rupa sesuai kuota agar penyaluran cukup hingga akhir tahun. Akibatnya terjadi antrean solar. Jika distribusinya tidak diatur maka kuotanya habis sebelum akhir tahun," ujar Nahrawi.
Untuk diketahui, program stiker pernah dibikin Pemerintah Aceh pada 2020. Ada dua model stiker yang disediakan, yaitu untuk BBM jenis Premium dan solar. Namun setelah mendapat kritik, program itu akhirnya dibatalkan.
Sebelumnya, pengendara di Banda Aceh mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan BBM jenis biosolar. Para sopir mengaku kelangkaan minyak sudah terjadi sejak sepekan terakhir.
Simak video 'Pemerintah Tunggak Rp 109 T Demi Tahan Harga BBM & Listrik':
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya: