Gelombang pembelaan untuk mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terus bergulir usai dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Terkini, pembelaan datang dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Pemecatan Terawan sebagai anggota IDI merupakan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Dan keputusan pemecatan Terawan dibacakan dalam Muktamar Ke-31 IDI yang digelar di Aceh.
"Iya (dipecat), dari hasil muktamar yang kami terima ya. Dari hasil yang kita terima yang diserahkan panitia memang begitu, (sesuai) MKEK iya," kata Ketua Panitia Muktamar Ke-31 IDI dr Nasrul Musadir Alsa, Sabtu (26/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan Terawan dan IDI diketahui sempat 'panas dingin'. Hubungan 'panas dingin' itu terjadi sejak munculnya terapi cuci otak.
Baca juga: Terawan Buka Suara soal Dipecat IDI |
Pemecatan Terawan dikritik oleh sejumlah elite parpol. Bahkan, ada yang menganggap pemecatan terawan tidak sah. Begini rentetan pembelaan untuk Terawan:
Dasco Sebut Pemecatan Terawan Tak Sah
Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut momen pemecatan Terawan tidak sah. Sebab, menurut Dasco, keputusan pemecatan Terawan dibacakan oleh oknum pengurus PB IDI yang sudah demisioner.
"Saat muktamar itu ada oknum IDI yang membuat kegaduhan dengan membacakan surat dari majelis etik, karena itu forum yang tidak sah," kata Dasco kepada wartawan, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3).
Dasco menyebut keputusan pemecatan Terawan dibacakan saat kepengurusan PB IDI belum dikukuhkan. Wakil Ketua DPR RI itu meminta polisi menindak oknum tersebut.
"Kan dari majelis itu kan dieksekusi PB IDI, sementara PB IDI-nya kan sudah demisioner yang lama, PB IDI yang baru belum diangkat," ujarnya.
"Lalu kemudian oleh oknum ini dicolong di forum itu untuk memecat, gitu lho, sehingga membuat gaduh, padahal di situ bukan hak oknum itu untuk mengumumkan soal rekomendasi majelis etik kedokteran ini," imbuh Dasco.
Cak Imin: Baru Ada Dokter Profesional Dipecat
Cak Imin juga mengomentari soal pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI. Menurut Cak Imin, Terawan merupakan seorang dokter yang visioner.
"Saya cukup terkejut dengar info itu (Terawan dipecat). Saya kenal beliau sebagai sosok yang baik dan profesional, beliau sudah menorehkan banyak prestasi dalam pembangunan kesehatan nasional," kata Cak Imin dalam keterangan tertulis, (28/3).
Cak Imin mengusulkan agar pemecatan Terawan dibicarakan kembali. Wakil Ketua DPR itu menyebut baru pertama kali mendengar ada dokter profesional yang dipecat.
"Oh iya, sebaiknya dialog dulu, jangan gegabah. Pak Terawan, sepengetahuan saya, bekerja secara profesional. Temuannya soal SDA (digital subtraction angiography) juga baik kok. Saya kira, baru ini ada seorang dokter profesional dan berprestasi yang dipecat," sebut dia.
Pembelaan dari politikus lain ada di halaman berikutnya.
Ribka Tjiptaning Bingung Terawan Dipecat
Anggota DPR RI Ribka Tjiptaning tak habis pikir dengan pemecatan Terawan. Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu mempertanyakan alasan pemecatan dokter yang terkenal dengan terapi cuci otak itu.
"Kenapa dia harus diberi sanksi, bahkan dipecat seperti itu?" kata Ribka seperti dilansir Antara, Senin (28/3).
Sama seperti Cak Imin, Ribka juga memuji temuan Terawan soal digital subtraction angiography. Selain itu, legislator 'Komisi Kesehatan' DPR itu juga mengapresiasi Terawan soal Vaksin Nusantara.
"Dia punya keyakinan bahwa suatu saat kita pasti bisa membuat vaksin, apalagi semakin ke sini, pernyataan Pak Jokowi semakin jelas bahwa kita harus mencintai produk dalam negeri," ujarnya.
NasDem-Demokrat-PAN Juga Bela Terawan
Sebelum Dasco, Cak Imin dan Ribka, elite NasDem, PAN dan Partai Demokrat lebih dulu membela Terawan. Misalnya Ketua DPP NasDem yang juga anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago.
"Saya sudah usulkan agar Komisi IX memanggil IDI untuk dimintai pertanggungjawaban pemecatan tersebut," kata Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago saat dihubungi, Minggu (27/3).
Sementara anggota Komisi IX DPR Fraksi Demokrat Lucy Kurniasari melihat pemecatan Terawan berlebihan. Lucy mengatakan PB IDI seharusnya memberikan peringatan lebih dulu kepada Terawan. Dia khawatir pemecatan Terawan justru membuat para dokter takut membuat terobosan.
"Untuk mencegah hal itu (dokter takut membuat terobosan) terjadi, selayaknya IDI mencabut keputusan terkait pemecatan Terawan. IDI lebih baik mengedepankan pembinaan terhadap anggotanya agar inovasi di bidang kesehatan di Indonesia tetap berkembang," ucap Lucy.
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay juga membela Terawan. Saleh kecewa muktamar PB IDI justru dimanfaatkan untuk mengumumkan pemecatan Terawan.
"Saya benar-benar terkejut dengan keputusan itu. Muktamar semestinya dijadikan sebagai wadah konsolidasi dan silaturahmi dalam merajut persatuan. Kok ini malah dijadikan sebagai wadah pemecatan. Permanen lagi. Ini kan aneh, ya," kata Saleh.