Eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Roy Suryo, angkat bicara soal proyek MotoGP yang dibandingkan dengan Formula E. Dia mengatakan kedua proyek tersebut tidak sebanding.
"Karena nggak apple to apple," ujar Roy Suryo dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Antara GP Mandalika dan Formula E, Adu Politik Mercusuar?' di Jakarta Pusat, Minggu (27/3/2022).
Sebab, saat gelaran MotoGP Mandalika, seluruh potensi dikerahkan ke sana. Dari UMKM lokal, sirkuit, bahkan sampai Menteri Keuangan juga diarahkan untuk menggelar proyek tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roy Suryo menyatakan proyek MotoGP Mandalika merupakan politik mercusuar. Masih jauh dibandingkan dengan proyek Formula E yang hanya mendapat anggaran Rp 560 miliar dari APBD DKI.
"Tapi kalau sekarang misal DKI apa semua APBD DKI dicurahkan semua ke sirkuit Formula E? Kalau itu terjadi ya itu mercusuar," jelas Roy.
"Iya ini mercusuar lah. Jangan dibandingin. Lain, Bos," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, menyatakan Formula E adalah proyek gengsi Gubernur Anies Baswedan. Gilbert mengatakan Formula E tidak terlalu mendesak.
"Ini proyek gengsi. Apa yang mendesak dari formula E? Ini rugi. Apa yang membuat keputusan dalam 2 minggu dan mendesak? Ini ada sesuatu gengsi yang dipertaruhkan," ujar Gilbert dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Antara GP Mandalika dan Formula E, Adu Politik Mercusuar?' di Jakarta Pusat, Minggu (27/3).
Ketika disinggung terkait gelaran MotoGP Mandalika dan Formula E, dia menyebut sangat berbeda. Sebab, proyek MotoGP merupakan proyek nasional sedangkan gelaran Formula E dianggap hanya keperluan mendesak.
"You do in Mandalika dan we do in Jakarta. Lalu sempat dipaksakan pindah (lokasi) di tanah reklamasi, tapi kan nggak boleh. Jadi ini bukan permanen. Ini mercusuar? Tidak. Ini proyek yang dipaksakan tanpa perencanaan yang matang," kata Gilbert.
Gilbert mengatakan proyek Formula E tidak bisa dibilang proyek Mercusuar, melainkan proyek Mercusuir, karena persiapan untuk Formula E sangatlah minim.
"Itu kan pembangunan dipaksakan di atas tanah rawa dipindah dari Monas. Ini kan tanpa perencanaan. Lalu dipindah karena tidak ada tempat lagi dipaksakan di Ancol tanpa diduga ada rawa. Harusnya itu ada 6 bulan evaluasi, tapi dipaksakan dibangun," jelas Gilbert.
Simak Video 'M Taufik Optimistis Formula E Jakarta Bakal Ramai Penonton':