OJK & BSI Sinergi Kembangkan UMKM Lewat Bank Wakaf Mikro

Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) pertama di DKI Jakarta. Adapun pembentukan BWM dilakukan di Pesantren Modern Pondok Karya Pembangunan (PKP), Kamis (24/3)

Fasilitas tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Pimpinan Yayasan Ponpes Modern PKP Ciracas Amidhan dan Direktur Eksekutif BSMU Sukoriyanto Saputro.

Hery menyampaikan BWM bertujuan untuk membantu pemberdayaan masyarakat dalam mengakses permodalan yang mudah dan terjangkau. Tak hanya itu, BWM diproyeksikan untuk memberantas rentenir dan mengentaskan kemiskinan, sekaligus mendorong inklusi keuangan di masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bank Wakaf Mikro ini juga nantinya bisa memperkuat green economy dengan adanya usaha budidaya maggot yang dikelola secara terintegrasi di pondok pesantren," kata Hery dalam keterangan tertulis, Kamis (24/3/2022).

Lebih lanjut, Hery mengatakan BWM Pesantren Modern PKP DKI Jakarta akan membantu pembiayaan nasabah pemilik usaha mikro, seperti usaha produk makanan ringan, bidang fesyen, jual beli suplemen vitamin dan obat, maupun usaha-usaha mikro lainnya.

Hery menyampaikan hal ini tak lepas dari upaya BSI untuk membangun perekonomian umat. Pihaknya pun berharap BWM ini mampu memberikan dampak ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya.

"BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk bersama-sama dengan UMKM agar mereka bisa naik kelas dan meningkatkan usahanya," tambah Hery.

Di sisi lain, Ma'ruf Amin berharap BWM dapat dikelola dan dipertahankan kelangsungannya ke depan. Ia menilai BWM harus dikembangkan kapasitasnya dengan baik, terutama dari sisi ekosistem digital.

Ma'ruf menambahkan inovasi yang telah dilakukan seperti pembuatan aplikasi BWM Mobile, perlu didorong untuk menambah kebermanfaatan BWM bagi nasabah. Dengan demikian BWM dapat mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca selanjutnya >>>

Sementara itu, Amidhan menyampaikan program BWM merupakan platform bagi pondok pesantren yang berfokus pada akidah dan dakwah pendidikan. Kehadiran BWM di pesantren, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi inkubator dalam menyiapkan, memajukan, serta memperluas usaha mikro syariah.

"Kehadiran BWM Ponpes PKP Ciracas ini diharapkan bisa menumbuhkan harapan akan kemandirian pesantren," kata Amidhan.

Menurut Amidhan, pengembangan ekonomi syariah di masyarakat akan berdampak besar bagi kesejahteraan. Terlebih berdasarkan data OJK, jumlah pembiayaan yang telah disalurkan oleh Bank Wakaf BWM sebesar Rp 78,5 miliar. Adapun pembiayaan ini disalurkan oleh 62 BWM di seluruh Indonesia.

"Potensi pemberdayaan merupakan lingkungan ponpes yaitu santri, alumni santri, keluarga santri dan pengasuh yang bermukim di lingkungan ponpes serta pelaku UMKM yang memiliki usaha potensial produktif," paparnya.

Di samping itu, BWM pun selaras dengan upaya pemerintah mendorong rasio pembiayaan perbankan terhadap segmen UMKM sebesar 30%.

Wimboh menyebut hal tersebut diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.

Menurutnya, regulasi mewajibkan perbankan memenuhi target 30% yang akan disesuaikan dengan business plan masing-masing bank. Dalam hal ini, OJK akan melihat kesiapan dari industri perbankan. Mengingat saat ini masih banyak bank-bank yang rasio pembiayaan UMKM nya masih di bawah 30%.

"Sedangkan bank yang rasio pembiayaan UMKM-nya di atas 30% masih sangat minim. Namun demikian, OJK akan terus mendorong bank-bank untuk memenuhi target nasional tersebut. Oleh karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi langkah dari BSI ini. Karena UMKM berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB dengan jumlah usaha dan penyerapan tenaga kerja nasional di atas 90%," pungkasnya.

Halaman 1 2

Selanjutnya