Analisis Buah Simalakama Kehadiran Putin di KTT G20 Bali

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 24 Mar 2022 15:09 WIB
Martin Hutabarat (Erliana Riady/detikcom)
Jakarta -

Indonesia saat ini dinilai tengah mengalami dilema terkait kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di forum KTT G20. Pasalnya, kehadiran dan ketidakhadiran Putin di forum tersebut disebut bisa berdampak bagi Indonesia dan acara KTT G20.

"Indonesia berpeluang 2 tahun menjadi tuan rumah KTT G20, kalau KTT G20 tidak jadi diadakan tahun ini. Diperkirakan kalau tidak ada kemajuan dalam perundingan Rusia dan Ukraina, yang sedang berlangsung sekarang, di mana Rusia tetap tidak mau mundur dari Ukraina, diduga negara Amerika, Eropa Barat dan sekutunya yang lebih 70 persen dari Anggota G20 itu akan meminta Indonesia untuk tidak mengundang Rusia hadir di Bali pada bulan Oktober 2022 ini," kata Wakil Ketua Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR RI Martin Hutabarat dalam keterangannya, Kamis (24/3/2022).

Martin mengatakan ini menjadi dilema lantaran permintaan negara-negara lain untuk tidak mengundang Rusia akan sulit dipenuhi lantaran faktor persahabatan Rusia dan Indonesia. Dia pun menduga ini nantinya akan berdampak pada Amerika dan sekutunya yang menolak hadir.

"Permintaan itu tentu sulit dipenuhi oleh Indonesia melihat hubungan kita yang juga cukup dekat dengan Rusia. Akibatnya diperkirakan, Amerika dan sekutu-sekutunya akan menolak untuk hadir di Bali bulan Oktober ini," ucapnya.

"Sebab rasa-rasanya sulit bagi mereka menerima duduk se-meja dengan Presiden Putin, bicara-bicara dan berfoto-foto di tengah penderitaan jutaan rakyat Ukraina, di mana puluhan ribu rakyatnya meninggal dan lebih 5 juta orang mengungsi ke negara-negara lain akibat invasi Rusia yang telah berlangsung sebulan ini," lanjut dia.

Dihadapkan pada dilema tersebut, Martin pun menilai Indonesia akan menunda pelaksanaan G20 di tahun ini. Menurutnya, momen yang lebih tepat memang ketika konflik Rusia dan Ukraina sudah mereda.

"Waktu yang lebih tepat sesudah Rusia menarik pasukannya dari Ukraina dan ketegangan hubungan yang diakibatkan invasi itu antara Rusia dan Amerika, Eropa Barat cs sudah mereda. Bagi Indonesia tentu percuma untuk terus menyelenggarakan KTT G20 tanpa kehadiran Amerika dan sekutunya, sebab ada 70 persen dari anggota G20 akan mendukung sikap Amerika kalau mau menunda atau tidak menghadirinya," jelasnya.

Di sisi lain, Martin menilai wajar jika Amerika dan sekutunya mengambil sikap untuk tidak hadir seandainya Rusia diundang dalam forum. Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut akan sulit bagi negara-negara tersebut mempertanggungjawabkan sikap ke rakyatnya.

"Mereka akan menganggap itu sebagai tanda kemenangan Rusia di tengah-tengah kampanye besar-besaran yang dilakukan Amerika dan sekutunya untuk mengucilkan Rusia," imbuhnya.




(maa/tor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork