Cerita soal Kapolsek di Klaten yang Aktif Berdakwah Lewat Wayang

Kandidat Hoegeng Awards 2022

Cerita soal Kapolsek di Klaten yang Aktif Berdakwah Lewat Wayang

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 24 Mar 2022 13:44 WIB
Kapolsek Bayat Klaten AKP Tri Harni Sugondo yang lebih kondang dikenal sebagai dalang wayang kulit bahkan dai.
AKP Tri Harni Sugondo (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Jakarta -

AKP Tri Harni Sugondo, perwira di jajaran Polres Klaten, juga kondang dikenal sebagai dalang wayang kulit hingga pendakwah. Dia adalah Kapolsek Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Bagi Tri Harni, dunia seni, terutama seni pedalangan dan karawitan, bukanlah hal baru. Jauh sebelum memilih bergabung dengan korps Bhayangkara, dunia pakeliran adalah bagian dari jiwanya.

"Saya sebelum jadi polisi sudah ndalang, jadi saya memang dalang. Saat SMA saya sudah mulai mendalang," kata Tri Harni seperti dikutip dari detikJateng, Kamis (24/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tri Harni menuturkan, meski tidak memiliki darah seniman dari keluarganya, ketertarikannya pada seni pakeliran sudah tumbuh sejak belia. Kegemarannya menonton wayang membuatnya menjadi dekat dengan wayang dan gamelan.

"Awalnya sejak kecil sering diajak menonton wayang. Saat sekolah SMA belajar dalang dari Ki Mujoko Raharjo di Ceper," cerita pria kelahiran Juni 1964 itu.

ADVERTISEMENT
AKP Tri Harni Sugono Kapolsek Bayat yang lebih dikenal sebagai dalang dan dai, Dia sering disebut dalang polisi.AKP Tri Harni Sugono Kapolsek Bayat yang lebih dikenal sebagai dalang dan dai, Dia sering disebut dalang polisi. (Dok. Pribadi/Tri Harni Sugondo)

Dia menyebut niatnya menggeluti seni pakeliran, karena profesi dalang dinilainya profesi luar biasa. Menurutnya, sosok dalang bisa memberikan informasi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami masyarakat.

"Dalang itu keahlian luar biasa sebab bisa memberi informasi, menghibur, dan bisa dakwah. Bahkan rezeki bisa datang sendiri, tapi ndalang juga harus bisa gamel agar memahami ngeng nada," ucapnya.

Selepas SMA, lulusan Bintara Polri 1986/1987 ini akhirnya mendaftar Polri dan ditempatkan di Kalimantan. Sejak menjadi anggota polisi, keahliannya mendalang justru semakin berkembang saat bertugas di Kalimantan.

"Di Kalimantan, justru dalang dan karawitan berkembang ditambah dakwah, sebab saya di Bimas. Saya malah buat sanggar di masyarakat Jawa yang ada di Kalimantan," cerita Tri Harni.

Saat dipindahkan ke Polwil Surakarta pada 1992, keahlian Tri Harni mendalang bak mendapatkan jalan mulus. Dia akhirnya termotivasi untuk membentuk grup gamelan.

"Setelah pindah ke Jawa Tengah, saya semakin fokus di seni pedalangan dan dakwah, saya beli gamelan dan membuat grup. Rencana saya mau buat sekolah pedalangan nanti," ucap bapak lima anak itu.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Dia mengungkap permintaan pentas wayang kulit pun mengalir di tengah kesibukannya sebagai polisi. Tak hanya pentas mendalang, permintaan pengajiannya pun meluas.

"Permintaan pentas wayang dan pengajian semakin banyak. Kadang ada yang menghendaki wayang sekaligus pengajian, atau pengajian, tapi membawa wayang. Ya saya turuti jadinya wayang dakwah dengan iringan campur santri bukan campur sari," cetus Tri Harni.

Tri Harni menyebut pentas wayang dan pengajiannya yang terjauh ada di Kalimantan Barat pada 2017 silam. Untuk wilayah Keresidenan Solo dan wilayah Jawa Tengah pun sudah dijelajahinya untuk manggung dan memberikan pengajian.

"Di Surakarta sudah pernah semua, termasuk beberapa wilayah lain di Jateng, Jakarta juga sudah. Di Polda sudah pernah sekali dan keluarga juga mendukung kegiatan saya," terang Tri Harni yang sebelum menjabat Kapolsek selalu bertugas di Sat Binmas itu.

Selipkan Pesan Bimas Polri Lewat Wayang dan Dakwah

Setiap pentas, Tri Harni menggabungkan unsur tugas Bimas Polri, dakwah Islam, dan seni sekaligus. Pesan-pesan itu dia masukkan ke dalam bagian wayang, yakni limbukan ataupun gara-gara.

"Ini kan sejalan, Polri punya tugas untuk bimbingan masyarakat, penyuluhan dimasukkan saat limbukan dan gara-gara. Lalu dakwah dimasukkan sejak awal pentas jadi luwes sekali," ujar Tri Harni yang juga pengurus Pepadi Klaten itu.

Untuk membumikan tugasnya di kepolisian, Tri Harni menamakan grup karawitan, campursantri dan sanggar miliknya dengan nama Tri Brata Laras. Tri Brata merupakan semboyan Polri sedangkan Laras adalah seni.

"Tri Brata itu semboyan Polri dan Laras adalah seni. Jadi saya itu ya dalang ya polisi, dalang polisi, tapi ada sebagian yang lebih mengenal saya sebagai dalang," ujar warga Desa Gombang, Kecamatan Cawas.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Warga Kenal sebagai Dalang Polisi

Gimin (70), warga Desa Gombang, Kecamatan Cawas, mengatakan Tri Harni selama ini lebih dikenal sebagai dalang dan ulama.

"Di sini kalau ditanya orang ya menyebutnya Pak Dalang. Sejak muda memang dalang dan seniman karawitan, pindah jadi polisi di Kalimantan juga ndalang," cerita Gimin kepada detikJateng di rumahnya.

Ketua Komisi 4 bidang Kesra DPRD Klaten, Edi Sasongko, mengatakan sosok Tri Harni lekat dengan dunia pedalangan dan dai. Menurutnya banyak yang menyebut Tri Harni sebagai dalang polisi.

"Terkenalnya dalang tapi di belakang dalang itu ada kata polisi. Terkenalnya dalang yang polisi, tidak hanya di Klaten tapi eks karesidenan Surakarta juga tahunya dalang yang polisi," tutur Edi kepada detikJateng.

Artikel ini adalah bagian dari rangkaian acara Hoegeng Awards 2022. Polisi yang diceritakan dalam artikel ini merupakan salah seorang yang diusulkan pembaca sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan anggota polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini: Hoegeng Awards 2022.

(fas/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads