Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau program percepatan penurunan stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT). Jokowi meminta agar pendampingan terhadap calon-calon pengantin terus dilakukan.
Kunjungan Jokowi ke Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi NTT, itu disiarkan lewat akun YouTube BKKBN, Kamis (24/3/2022). Jokowi menekankan sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam kemajuan suatu negara.
"Saya ingin titip pada seluruh kepala daerah, pak gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Provinsi NTT. Bahwa sumber daya manusia, SDM, sangat menentukan maju tidaknya sebuah negara. Oleh sebab itu, hal-hal yang berkaitan dengan stunting, yang berkaitan dengan gizi, yang berkaitan dengan pendampingan calon-calon pengantin agar mereka tahu apa yang harus dilakukan sebelum menikah, semuanya dikerjakan," kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan target pada 2024 angka stunting harus sudah di bawah 14 persen. Dia bakal menagih janji para kepala daerah di NTT itu dalam dua tahun ke depan.
"Termasuk juga pengukuran, penimbangan untuk bayi-bayi yang baru lahir, pemberian makanan tambahan, tambahan gizi, dan target kita di 2024 harus sudah di bawah 14 persen. Saya sangat senang tadi disampaikan bupati dan wali kota dengan angka-angka yang tadi sudah disampaikan, saya akan lihat nanti di 2023 dan akan saya tagih di 2024," ujar Jokowi.
Pesan mengenai penurunan angka stunting ini juga, kata Jokowi, berlaku untuk semua kepala daerah di seluruh Indonesia. Dia ingin semua pihak bekerja sama menurunkan angka stunting di Indonesia.
"Saya minta seluruh gubernur, bupati, wali kota di seluruh Tanah Air juga akan saya sampaikan hal yang sama bahwa jangan sampai target angka 14 persen itu luput. Harus tercapai. Dan saya lihat kegiatan hari ini sangat bagus untuk mendorong kita mencapai target tersebut," ujar Jokowi.
Pendampingan Calon Pengantin
Jokowi kembali menegaskan mengenai pentingnya pendampingan calon pengantin itu setelah meninjau rumah warga di Desa Kesetnan, Timor Tengah Selatan. Jokowi menekankan stunting tak hanya urusan gizi tapi juga persiapan sebelum nikah dan sebelum hamil.
"Kita harapkan saya lihat di lapangan stunting ini tidak hanya urusan gizi anak tapi dimulai dari calon pengantin yang harus disiapkan, agar mereka tahu apa yang harus disiapkan sebelum nanti menikah dan sebelum nanti hamil. Harus mengerti betul apa yang dilakukan," ujar Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi menjelaskan pendampingan calon pengantin itu harus dilakukan kepada semua warga. Menurut Jokowi, mereka yang memiliki uang banyak bisa saja tidak mengetahui mengenai gizi anak.
"Karena belum tentu semua pengantin tahu meskipun punya uang banyak tetapi kalau tidak tahu apa yang harus dilakukan dan disiapkan, bisa jadi keliru juga sehingga perlu pendampingan calon-calon pengantin agar setelah menikah itu bisa tahu apa yang harus dilakukan yang berkaitan dengan gizi anak," sambung Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengatakan intervensi penurunan angka stunting tidak hanya urusan pemberian makanan tambahan dan gizi anak, tapi juga bantuan agar warga tinggal di rumah layak huni. Jokowi juga ingin urusan air di NTT diperhatikan.
"Saya kira kalau intervensinya terpadu, termasuk juga urusan air di NTT, urusan air bukan perkara mudah, itu juga dikerjakan terpadu semuanya yang akan menyebabkan target yang ingin kita raih 14 persen tercapai. Tanpa kerja terpadu dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan seluruh masyarakat saya kira sangat sulit mencapai target yang kita tentukan," imbuh Jokowi.
Simak juga 'Angka Penikahan Dini Selama Pandemi Covid-19':
(knv/dhn)