Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) menyoroti keluhan anggota DPR soal kursi baru di ruang Komisi IX. Menurutnya, keluhan itu mengindikasikan pengadaan kursi baru di DPR bermasalah.
"Harus pertanyakan proses persiapan, bagaimana Sekretariat Jenderal yang punya kuasa terkait proyek yang ada di DPR. Kalau ada keluhan tadi, artinya studi persiapan sebelum pengadaan tidak dilakukan dengan baik," kata Peneliti Formappi Lucius Karus kepada wartawan, Selasa (22/3/2022).
Dia menduga ada masalah komunikasi antara Setjen DPR dengan anggota DPR hingga kursi baru itu dikeluhkan. Dia menilai masalah terjadi saat proses pesiapan pengadaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam persiapan, Sekretariat Jenderal tidak komunkasikan rancangan bangun yang ini mereka siapkan untuk anggota DPR. Jangan sampai ini asal jadi saja. Hanya menguntungkan pekerja proyek. Tidak peduli hasilnya seperti apa," ujarnya.
"Bisa jadi salah satu bukti komunikasi tidak dibangun dengan baik dalam proses persiapan," sambungnya.
Dia mengatakan Pimpinan DPR bisa menyelidiki lebih lanjut soal pengadaan kursi baru tersebut. Dia berharap tak ada permainan pengadaan barang di DPR.
"Kalau terasa tidak nyaman, asal-asalan itu proyek diadakan. Ada kemungkinan permainan dan mungkin bisa terjadi. Harus ada dorongan atau tekanan dari pimpinan DPR meminta tanggung jawab atau klarifikasi dari kesekjenan," ucapnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR Saleh P Daulay merasa tidak nyaman terkait kursi baru saat rapat kerja Komisi IX DPR bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (22/3).
"Saya agak nggak nyaman secara teknis ini, kursi-kursi baru ini buat saya nggak nyaman sekali," kata Saleh, yang sebelumnya menyampaikan pandangan soal materi rapat.
Kursi baru dalam ruang rapat itu disebutnya dalam kondisi baru. Saleh mengusulkan agar kursi DPR itu diganti dengan yang lama.
"Jadi kalau saya usul, ganti kursi yang lama saja deh, ini nggak jelas ini," ujarnya.
"Ini susah, katanya enak, apa yang enak begini," lanjut Saleh.
Usai rapat, Saleh menjelaskan maksud dari tidak nyaman tersebut. Menurutnya, dia yang duduk di bagian belakang ruang Komisi IX DPR sedikit terganggu oleh kursi yang memiliki sandaran tinggi.
"Yang saya maksud tidak nyaman dengan kursi baru. Karena kursinya itu sandarannya tinggi. Sehingga kalau duduk di belakang, tidak kelihatan dari belakang," ucapnya.
"Karena kalau orang seperti saya, yang nggak terlalu tinggi, itu (yang di depan) tidak terlihat," katanya.
Simak juga video 'Beragam Protes Komisi IX soal Bahan Rapat Menkes, Rapat Diskors!':