Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar optimistis pihaknya mampu melebihi target pengentasan daerah tertinggal di Indonesia. Optimisme itu muncul karena pihaknya telah memiliki rencana strategis dan kolaborasi dengan banyak pihak untuk mengentaskan 32 daerah tertinggal hingga 2024 mendatang.
Sebelumnya, dikutip dari website resmi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kemendes PDTT menargetkan pengetasan 25 daerah tertinggal dari 62 daerah tertinggal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
"Target pengentasan 25 daerah tertinggal akan kita capai sebagaimana amanat RPJMN 2020-2024. Bahkan, Kami meyakini, dengan kerja bersama, kita akan mampu bersama-sama mengentaskan minimal 32 daerah tertinggal pada tahun 2024," kata Mendes PDTT Abdul Halim dalam keterangan tertulis, Selasa (22/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, sebagai langkah awal pihaknya akan terus mendorong sinergisitas kolaborasi antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya. Sebab untuk mengentaskan daerah tertinggal, perlu bantuan banyak pihak dan tidak bisa dijalankan sendiri oleh satu kementerian saja.
"Dari sini kita dapat memahami bahwa, pengentasan daerah tertinggal, membutuhkan keterpaduan langkah, baik antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah, maupun stakeholder terkait lainnya," katanya.
Langkah lanjutan yakni dengan memastikan arah pembangunan desa serta pemanfaatan dana desa untuk mencapai SDGs Desa supaya bisa berkontribusi terhadap pengentasan daerah tertinggal. Menurut Gus Halim, Data Desa Berbasis SDGs Desa, merupakan data rinci berupa satu nama satu alamat warga dan keluarga, data wilayah level RT, dan data pembangunan desa. Dengan begitu diharapkan semua program pembangunan desa akan tepat sasaran dan menghasilkan banyak manfaatkan bagi daerah tertinggal.
Abdul Halim menjelaskan upaya yang dilakukan oleh pihaknya untuk mengentaskan daerah tertinggal tidak berhenti sampai di situ. Kemendes PDTT turut mengembangkan pusat-pusat ekonomi yang berbasis potensi daerah.
"Langkah ini untuk meningkatkan nilai tambah, devisa, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi daerah dalam koridor pemerataan yang mendorong pengembangan wilayah penyangga (hinterland)," ujarnya.
Nantinya komoditas dan produk unggulan desa akan terus digenjot untuk dikembangkan. Sehingga sejumlah sektor seperti pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, pariwisata, dan sumber daya mineral potensinya dapat dimaksimalkan.
"Variabel penting kedua dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal adalah pembangunan daerah. Setidaknya 35 persen komponen percepatan pembangunan daerah tertinggal ditentukan kondisi daerah kabupaten, seperti pertumbuhan ekonomi, kapasitas fiskal, dan Indeks Pembangunan Manusia," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi langkah strategis yang dimiliki oleh Kemendes PDTT.
"Saya mengapresiasi kepada Kemendes PDTT yang telah menunjukkan kinerjanya yang sangat bagus pada tahun 2020-2021 dan tahun sebelumnya. Terima kasih Pak Mendes, tepuk tangan untuk Kemendes PDTT khususnya dalam upaya kerja keras untuk menangani daerah tertinggal ini. Tadi Pak Mendes juga menyampaikan, dari 25 target 2024 ini ditambah 7 sehingga nanti menjadi 32, ini luar biasa, berarti sangat semangatlah Kemendes PDTT untuk mengentaskan daerah tertinggal ini," tutup Muhadjir.
(akn/ega)