Kesaksian soal Kompol Setiyana: Bantu Warga Dianiaya-Tolak 'Uang Terima Kasih'

Kandidat Hoegeng Awards 2022

Kesaksian soal Kompol Setiyana: Bantu Warga Dianiaya-Tolak 'Uang Terima Kasih'

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 21 Mar 2022 15:36 WIB
Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso selama hidupnya dikenal sebagai Kapolri yang berintegritas. Hoegeng juga memiliki sisi lain yang gemar melukis dan bermusik
Potret Almarhum Jenderal Hoegeng Iman Santoso (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Nama Kompol Setiyana diusulkan pembaca detikcom sebagai salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pengusul adalah Agus (42), seorang mantan manajer sebuah penginapan di Jalan Brigjen Sutoko, Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar).

Berikut kesaksian singkat Agus soal Kompol Setiyana yang ditulis dalam formulir online Hoegeng Awards 2022 di tautan http://dtk.id/hoegengawards, seperti dilihat detikcom pada Senin (21/3/2022):

Beliau pernah membantu saya dalam kasus penganiayaan oleh preman, beliau mau turun langsung menangani kasus dan kejadian tersebut, selain itu juga beliau menolak pemberian atau tanda terima kasih dari kami,. Beliau menyatakan bahwa itu sudah masuk dalam tupoksi dan kewajiban beliau sebagai aparat hukum. Beliau juga melindungi usaha kami supaya tidak diganggu lagi tanpa mengharapkan imbalan balas jasa,beliau juga memperingati dan mengimbau para preman untuk menjauh dari tempat usaha saya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom lalu menghubungi Agus via sambungan telepon untuk mendapat cerita utuh tentang pandangannya soal sosok Kompol Setiyana. Agus mengatakan pertemuannya dengan Kompol Setiyana pertama kali terjadi pada 1 Mei 2018.

"Waktu itu saya pengelola hotel, manajer. Saya dipalak. Intinya premannya mabuk waktu itu minta uang ke karyawan saya, terus karyawan saya manggil (saya), ya sudah saya ajak ngobrol," kata Agus.

ADVERTISEMENT

Pemalakan terjadi menjelang tengah malam, tepatnya pukul 23.00 WIB. Agus semula tak sadar tiga preman yang dihadapinya dalam pengaruh minuman keras.

"Saya kira orang sadar, lagi nggak mabuk. Ternyata pada mabuk. Pas dikasih uang sedikit, malah marah-marah. Akhirnya terjadi penganiayaan," ujar Agus.

Agus mengaku barang-barang di lobi hotel tempat dia bekerja dihancurkan tiga preman tersebut. Dia pun dipukuli dengan kursi hingga terluka di sekujur tubuhnya.

"Posisi hotel saya di Polsek Mangkubumi wilayah hukumnya. Tapi secara jarak lebih deket ke Polsek Cihideung. Karyawan saya langsung lapor ke Polsek (Cihideung)," ucap Agus.


[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Empat tahun lalu, Kompol Setiyana masih menjabat Kapolsek Cihideung. Saat kejadian, Setiyana masih berada di kantornya.

"Kebetulan waktu itu malam-malam kapolseknya masih ada, datang langsung dengan anggota. Pukul 23.00 WIB malam masih di kantor. Biasanya kan kalau gitu cuma ada yang jaga, ini kapolseknya langsung," sebut Agus.

Mendapati kondisinya yang sudah berdarah-darah, lanjut Agus, Setiyana langsung membawa dirinya ke rumah sakit. Setiyana pun berkoordinasi dengan Polsek Mangkubumi untuk mengejar tiga preman yang memalak dan mengeroyok Agus.

"Pak Kapolsek anter saya dulu ke rumah sakit waktu itu, setelah itu dengan karyawan koordinasi. Premannya dicari, malemnya kena (tangkap oleh polisi) dua, besoknya kena satu. Mereka ditangkap tapi diarahkan ke wilayah hukum Polsek Mangkubumi," jelas Agus.

"Walaupun Polsek Cihideung, bukan wilayahnya, tapi dia datang, nolong gitu. Anter saya ke rumah sakit. Saya buat laporannya besoknya, buat laporan mah besoknya. Itu juga buat laporan diarahkan anggotanya ke rumah sakit karena kan waktu itu saya diopname," imbuh dia.

Tolak Uang 'Terima Kasih'

Bukan hanya bantuan Kompol Setiyana membawa Agus ke rumah sakit dan membantu menangkap tiga preman penganiaya yang membuat Agus kagum. Agus mengungkapkan hal lain yang menambah rasa hormatnya kepada Kompol Setiyana adalah saat menolak 'uang terima kasih' dari Agus.

"Waktu itu makanya saya merasa, 'Waduh jasanya gede banget ke saya. Sudah mau nolongin, nganterin ke rumah sakit, bantu prosesnya'. Waktu itu yang anterin ke rumah sakit Pak Kapolsek, naik mobil patroli," ungkap Agus.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

"Waktu itu saya pikir kan sudah dibantu gitu, ya minimal ada 'uang rokok'-lah, uang apa gitu. Waktu itu saya mau kasih hadiah, 'Pak ini, buat ininya, atas bantuan'. 'Jangan, jangan, nggak boleh', gitu katanya. Jadi intinya nggak boleh gitu (terima uang)," sambung Agus.

Agus kemudian menirukan jawaban Setiyana saat menolak 'uang terima kasih'. "Ini pelayanan masyarakat harus ikhlas, nggak boleh berharap apalagi menerima bantuan," tutur Agus.

Agus mengaku kaget. Pria yang kini berdomisili di Kota Bandung ini mengaku setahu dia 'uang terima kasih' umum di kalangan pertemanan pengusaha dengan aparat keamanan. Agus pun mencari tahu pandangan orang-orang terkait Kompol Setiyana dan dia mengaku Kompol Setiyana dikenal sebagai polisi 'lurus'.

"Wah saya lebih kaget lagi, 'loh bukannya biasanya berharap (imbalan)?' Ini sama sekali nggak. Saya tanya-tanya, emang orangnya lurus. Saya nanya juga kan, cari info-info, orangnya emang jujur. Tadinya saya amplopin, 'Nih Pak rasa terima kasih dah dibantu, ditolong'," terang Agus.

"Makanya saya kaget juga. Dikasih kok nggak mau. Pandangan saya, mohon maaf, hampir semua polisi pastilah. Tapi ternyata yang ini menolak dong," lanjut Agus.

[Daftarkan kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 di sini!]

Artikel ini adalah bagian dari rangkaian acara Hoegeng Awards 2022. Polisi yang diceritakan dalam artikel ini merupakan salah seorang yang diusulkan pembaca sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Pembaca detikcom bisa mengusulkan anggota polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini: Hoegeng Awards 2022.

(aud/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads