Wacana Ganti SBY dengan Amien di Sarasehan 20 Mei

Wacana Ganti SBY dengan Amien di Sarasehan 20 Mei

- detikNews
Sabtu, 20 Mei 2006 11:59 WIB
Jakarta - Sarasehan 20 Mei di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat memang bukan digelar untuk mendongkel pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK). Namun, sempat ada seruan agar SBY-JK mundur dan Amien Rais didapuk menggantikannya. Wacana ini dilemparkan oleh Egi Sudjana, sang politisi dan pengacara, saat berorasi di forum tersebut, Sabtu (20/5/2006). Acara sarasehan ini dihadiri sekitar 20 tokoh pengundang dan sekitar 100 peserta.Sejumlah tokoh yang hadir, antara lain Egi Sudjana, Adhie Massardi, Emha Ainun Najib, Rosihan Anwar, Amien Rais, Drajad Wibowo, Alvin Lien, Abdillah Thoha, Laode Ida, dan Drajad Wibowo. Sementara peserta yang hadir, perwakilan masyarakat dari berbagai kalangan dan profesi. Setelah acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya yang didendangkan Mbah Surip, acara kemudian dipimpin oleh Amien Rais. Setelah menyampaikan sejumlah hal terkait sarasehan ini, para tokoh dan peserta diminta untuk melakukan orasi. Pekikan 'Merdeka' sering terdengar dalam acara ini. Saat kebagian berorasi, Egi menyampaikan bahwa selama dua tahun memimpin bangsa ini, SBY-JK bisa dibilang gagal. Tidak ada perubahan sama sekali di berbagai aspek. "Kalau gagal seharusnya, kita meniru Thailand, harus kita ganti kepemimpinan dan turun ke jalan," kata Egi yang disambut tepuk tangan. Egi juga mempersilakan Amien Rais untuk maju menjadi presiden menggantikan SBY-JK. "Kalau memang Amien Rais mampu, kita persilakan dan kita dukung jadi presiden," ujar Egi. Amien yang disebut-sebut hanya tersipu-sipu di kursinya. Budayawan Emha Ainun Najib juga menyinggung tentang Amien dalam pertemuan itu. Suami Novia Kolopaking ini menjelaskan sejumlah penyesalannya selama menjadi anggota Bangsa Indonesia. Salah satu penyesalannya adalah Amien Rais yang batal menjadi presiden. "Amien Rais seharusnya sudah bisa menjadi presiden pada tanggal 22 Mei 1998. Saat itu, Soeharto jatuh, DPR dan MPR pun sudah bubar. Sehingga pelarian Soeharto beralih ke MPRS, meskipun saat itu namanya dikamuflase menjadi Komite Reformasi. Makanya, waktu itu kita tidak punya tokoh lain selain Amien Rais," ujar Emha. Menurut Emha, Komite Reformasi terdiri dari 45 orang, termasuk Amien Rais dan dirinya. "Saat itu, saya menganggap ada tiga orang yang tidak reformis dalam komite ini, yaitu Soeharto, Wiranto, dan Akbar Tandjung. Tapi, kelak saya ketahui bahwa yang tidak reformis hanya Soeharto. Wiranto dan Akbar ternyata reformis to," kata Emha yang disambut gelak tawa. Hingga pukul 11.40 WIB, acara yang tidak dihadiri SBY ini masih berlangsung meriah. Para pengundang dan peserta bergantian untuk melakukan orasi. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads