Mbah Marijan Kelelahan, Keluarga Sesalkan Ulah Wartawan TV

Sleman - Dua hari satu malam penuh juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan kerja all out. Dari menggelar acara ritual, menerima ratusan tamu hingga melakukan wawancara dengan sejumlah stasiun televisi. Melihat aktivitas Mbah Marijan yang tidak ada hentinya ini, membuat keluarga kawatir dengan kesehatannya. Keluarga menyesalkan ulah sejumlah stasiun televisi yang memaksa Mbah Marijan bersedia diwawancarai panjang lebar, termasuk untuk program acara khusus yang memerlukan waktu rekaman cukup lama. "Seharusnya mas-mas paham Bapak belum istirahat sejak kemarin. Tolong acaranya besok saja, lain kali lagi. Biarkan Bapak istirahat," kata salah seorang anak Mbah Marijan di dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (19/5/2006).Sampai pukul 17.00 WIB, sejumlah wartawan televisi masih antre untuk wawancara. Bahkan sebuah stasiun televisi tengah menyiapkan acara siaran langsung untuk program berita pukul 18.00 WIB. Sementara itu, Mbah Marijan masih menerima sejumlah tamu yang menggunakan jubah.Sebelumnya, dua buah stasiun televisi melakukan wawancara untuk program dialog. Mbah Marijan pun harus menjalani acting bak seorang pemain sinetron. Ia harus melakonkan sosok seperti yang ada di naskah, jalan dari depan rumah, masuk ke dalam rumah dengan mengetuk pintu dan gerak-gerak lainnya memenuhi permintaan sutradara acara.Di tengah-tengah syuting dengan tuntutan macam-macam inilah, keluarga memaksa agar proses pengambilan gambar dihentikan dengan alasan Mbah Marijan kecapaian.Mbah Marijan sendiri, meski lelah tetap meladeni berbagai wawancara. Ia selalu tersenyum dan menjawab pertanyaan dengan senyum. Meski lelah, ia tidak pernah menolak kedatangan tamu-tamu yang ingin menemuinya. (jon/)