Jakarta - Surat undangan Amien Rais cs kepada Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) akhirnya tiba di istana. Surat itu ditujukan kepada 'Dr Susilo B Yudoyono', tanpa sebutan presiden. Undangan juga tanpa dilengkapi amplop. Surat undangan Amien Rais kepada SBY untuk menghadiri acara Sarasehan Kebangkitan Nasional 2006 tiba di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (19/5/2006) siang. Kurir surat tersebut adalah Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir. Presiden SBY sangat berterima kasih atas undangan tersebut. Namun, SBY dengan sangat terpaksa tidak bisa memenuhinya, karena telah lama berjanji dengan AA Gym menghadiri Gema Nusa 10 K di Bandung pada tanggal yang sama. "Semula akan diwakilkan pada salah seorang menteri untuk hadir dalam sarasehan. Tapi karena undangan ini tidak ditujukan pada Presiden sebagai institusi, melainkan personal, maka tidak bisa diwakilkan," kata Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng, di Kantor Presiden, Jakarta.Mengapa istana menganggap undangan Amien Rais cs ini sebagai undangan pribadi kepada SBY? Fisik surat undangan Amien Rais cs yang diperlihatkan Andi kepada wartawan, memang berbeda dengan surat-surat yang biasa ditujukan kepada Presiden SBY. Sebab, dalam surat itu, nama SBY tidak disebutkan dengan Presiden, tapi hanya ditulis 'Dr Susilo B Yudoyono' dengan spidol warna biru. Tulisan ejaan nama SBY pun salah. Seharusnya, tulisan yang benar adalah Susilo B Yudhoyono. Penulisan nama inilah yang menjadi dasar asumsi pihak Istana menilai surat undangan tidak ditujukan kepada SBY sebagai Kepala Pemerintahan atau Kepala Negara. Melainkan sebagai pribadi. Istana juga menilai undangan kepada SBY ini dibuat terburu-buru. Selain karena penulisan nama salah, menurut Andi, Soetrisno Bachir mengaku baru menerima undangan tersebut pada pukul 22.00 WIB, Kamis (18/5/2006). Surat undangan ber-kop Sarasehan Kebangkitan Nasional 2006, terdiri dari dua lembar dengan lampiran term of reference (TOR) acara yang juga dua lembar. Di bagian akhir surat bertanggal 17 Mei 2006 tersebut, tertulis nama sejumlah tokoh nasional yang disebut sebagai Warganegara Yang Mengundang. Seperti Adhie Massardi, Dita Indah Sari, Drajad Wibowo, Emha Ainun Nadjib, Eros Djarot, Kwik Kian Gie, La Ode Ida, Lucky Djani, M. Amien Rais, Jumhur Hidayat, Pramono Anung, Rizal Ramli, Soegeng Sarjadi dan Sukardi Rinakit. Tapi tidak ada seorang pun diantara mereka yang menyatakan diri secara resmi sebagai pengundang dan bertanda tangan di sana.Yang membedakan dengan surat lainnya yang masuk ke istana, surat undangan yang diterimakan kepada Presiden SBY di tengah sidang kabinet itu, tidak dimasukkan dalam amplop atau sampul tertutup lengkap dengan nama orang yang dituju beserta pengirimnya. Melainkan surat itu hanya dimuat dalam sampul plastik transparan warna biru.Perihal amplop dan penandatangan surat, sempat dipertanyakan oleh Presiden pada Andi Mallarangeng yang menyerahkannya. Sebab biasanya surat demikian tidak diteruskan ke Presiden. Tapi karena surat diantar langsung oleh Soetrisno Bachir, prosedur itu pun lalu diabaikan. "Mungkin kalo orang Jawa bilang '
ngono yo ngono ning ojo ngono," kata Malarangeng mengomentari surat undangan Amien Rais.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini