Robot trading Fahrenheit kini tengah dalam sorotan pihak kepolisian usai dilaporkan oleh banyak korbannya. Robot trading tersebut dilaporkan atas dugaan penipuan investasi.
Persoalan robot trading Fahrenehit ini awalnya terbongkar di wilayah Bali. Kini Polda Bali pun tengah menyelidiki laporan dugaan penipuan investasi online dengan ratusan orang menjadi korban.
"Laporan belum saya terima, tapi kami akan tindak lanjuti dan selidiki terkait dengan laporan tersebut," kata Direskrimsus Polda Bali Kombes Hendri Fiuser, seperti dilansir Antara, Selasa (15/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu korban yang melaporkan yakni Murni Wyati. Dia mengatakan diperkirakan ada 700 orang yang diduga menjadi korban investasi (robot trading Fahrenheit) yang dikelola oleh (PT FSP Akademi Pro) secara online.
Korban mengaku telah bergabung dengan investasi tersebut sejak Februari lalu dan mengalami kerugian pengurangan modal secara terus-menerus.
"Kami (tujuh orang) melaporkan penipuan investasi robot trading Fahrenheit yang dimanipulasi dan tidak sewajarnya. Anggota ada 700 sampai 1.000 orang, khusus di sekitar 700 dan ada paguyuban lain yang belum sampai di sini dan akan segera menyusul," jelas Murni.
Dikatakannya, investasi yang dilakukan para nasabah dari kisaran USD 500 sampai USD 1,5 juta.
"Awalnya aman-aman saja trading tiap hari profit, lalu pada tanggal 28 Januari itu diberhentikan dengan alasan mengurus perizinan. Dan dibekukan karena izinnya tidak lengkap, kemudian mereka menjanjikan 25 Februari akan trading dan bisa withdraw. Pada akhirnya tidak terjadi, diundur sampai 7 Maret, malamnya tiba-tiba trading lagi dan minusnya luar biasa. Yang terus-menerus tanpa stop sampai uang terkuras," katanya.
Akhirnya, pada Senin, pukul 09.00, Wira bersama enam orang lainnya mendatangi Direktorat Kriminal Khusus Polda Bali untuk melaporkan dugaan penipuan investasi tersebut.
Simak selengkapnya dugaan kerugian capai Rp 30 miliar di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Saat Korban Viral Blast Kembali Melapor ke Polda Metro Jaya':