Orang tua Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) menyampaikan cerita menyayat hati terkait kecelakaan di Nagreg, Jawa Barat. Ortu Handi mengatakan anaknya itu ditimang-timang saat kecil, tapi malah dibuang Kolonel Priyanto dkk hingga tewas saat sudah besar.
Hal itu disampaikan orang tua Handi, Etes Hidayatulloh, saat menjadi saksi di persidangan kasus pembunuhan Handi dan Salsa di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Selasa (15/3/2022). Terdakwa dalam kasus ini ialah Kolonel Priyanto.
Etes mengatakan Kolonel Priyanto dan dua anak buahnya, Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Achmad Sholeh, tak memiliki rasa kemanusiaan. Dia menyebut kecelakaan yang terjadi bisa dituntaskan dengan cara kekeluargaan, tapi Kolonel Priyanto malah membuang anaknya yang masih hidup ke sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada rasa kemanusiaan. Hatinya ke mana? Kita dari kecil timang-timang, sudah besar kok dibuang? Kalau kecelakaan lalu lintas itu biasa. Saya menerima dengan cara kekeluargaan. Gimana baiknya. Bukan satu dua kejadian di situ. Semua dibawa ke rumah sakit," ujar Etes.
Etes yakin anaknya masih hidup jika dilarikan ke Puskesmas atau rumah sakit usai kecelakaan terjadi. Dia mengaku sakit hati terhadap perbuatan Kolonel Priyanto dkk.
"Saya kecewa. Harusnya dilindungi. Kalau di situ banyak warga, coba keluarga ditunggu, disuruh ikut. Jangan sampai dibuang. Toh saya juga manusia, sama. Kenapa tega benar sampai dibuang? Masih hidup lagi menurut tim forensik. Itu sakitnya," ucapnya.
Orang tua Salsabila, Jajang Bin Ojo, juga mengaku sakit hati atas perbuatan Kolonel Priyanto dkk. Dia mengaku trauma jika mengingat kejadian itu.
"Sama. Masih (sakit hati). Trauma. Mungkin ada hukum yang berjalan," ujar Jajang.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.