Gubernur Kepri soal Penyatuan Air-Tanah ke IKN: Semoga Berkah & Guyub

Gubernur Kepri soal Penyatuan Air-Tanah ke IKN: Semoga Berkah & Guyub

Atta Kharisma - detikNews
Senin, 14 Mar 2022 17:21 WIB
Gubernur Kepri menyerahkan tanah dan air ke Jokowi.
Foto: dok. Pemprov Kepulauan Riau
Jakarta - Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menghadiri prosesi penyatuan tanah dan air yang dilakukan di Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dalam prosesi tersebut, Ansar membawa sendiri tanah dan air dari Kepri untuk disatukan dengan seluruh tanah dan air penjuru Indonesia dalam sebuah Bejana Nusantara.

Ansar mengatakan air dan tanah yang dibawa dari Kepri merupakan air dan tanah yang memiliki nilai historis dan erat kaitannya dengan kearifan budaya lokal. Tanah yang diambil berasal dari Daik-Lingga, sedangkan airnya diambil dari sumur di Balai Adat, Pulau Penyengat.

"Kita yakin jika seluruh gubernur dari setiap provinsi juga membawa tanah dan air yang diambil dengan asal-muasal sumber yang bisa mewakili daerahnya. Dan melalui proses penyatuan ini, semoga saja seperti yang kita harapkan, bisa menyatukan Indonesia, berkah dan guyub," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (14/3/2022).

Ansar menjelaskan alasan mengapa tanah yang diambil berasal dari Daik Lingga. Menurutnya, tanah ini berada di lokasi Struktur Cagar Budaya Bekas Tapak Istana Damnah yang dibangun pada tahun 1860 semasa kesultanan Lingga-Riau Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883), serta dibantu oleh yang Dipertuan Muda Riau X Raja Muhammad Yusuf Al-Ahmadi beserta pemaisurinya (istri) Tengku Embung Fatimah.

Tepatnya, tanah tersebut diambil dari lokasi Balai Bertitah (Singgasana) tempat Balai Pemerintahan Sultan yang merupakan Balai Bagian Bekas Istana Sultan Lingga-Riau terakhir di Daik-Lingga Kabupaten Lingga Bunda Tanah Melayu.

Sesuai sejarah, istana Damnah tahta pemerintahannya ketika itu diteruskan oleh Tengku Embung Fatimah (1883-1883) sebagai pemerintahan sementara, lalu dilantiklah dan dinobatkannya Anandanya Raja Abdul Rahman menjadi Sultan Lingga-Riau pada Tahun 1875 dengan gelar sultan Abdurrahman Muazzam Syah (1885-1991) yang merupakan Sultan Lingga-Riau terakhir.

"Berdasarkan sejarah, sumber tanah yang kita bawa ini sangat erat kaitannya dengan sejarah dan nilai-nilai leluhur Melayu di Kepri," jelas Ansar.

Adapun alasan membawa air dari sumur Balai Adat Pulau Penyengat Indera Sakti dikarenakan banyak yang mengatakan bila seseorang ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau belumlah lengkap jika belum bertandang ke Pulau Penyengat serta minum atau sekedar cuci muka menggunakan air di pulau tersebut.

Saat ini, situs-situs bersejarah yang ada di Pulau Penyengat sedang diusulkan kepada UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan) untuk menjadi situs warisan dunia.

"Air tawar itu hingga saat ini tetap bisa dinikmati oleh masyarakat setempat dan para wisatawan yang datang berkunjung. Ada beberapa sumur di Penyengat dan salah satunya adalah yang berada di bawah gedung Balai Adat Pulau Penyengat yang berfungsi sebagai tempat untuk menyambut tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting," pungkas Ansar.

Sumur yang dimaksud oleh Gubernur Ansar tersebut hanya memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter. Kendati demikian, sumur tersebut tidak pernah kering sepanjang tahun walaupun di musim kemarau. Bahkan, air sumur yang ditemukan sejak abad ke-16 tersebut tidak masin seperti kebanyakan sumber air yang berada dekat laut, terlepas lokasinya yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari pantai.

Untuk diketahui, Ansar bersama 33 gubernur dari seluruh penjuru Indonesia masing-masing menyerahkan tanah dan air yang mereka bawa kepada Presiden Joko Widodo. Jokowi kemudian memasukkan langsung tanah dan air tersebut ke dalam Bejana Nusantara yang sudah disiapkan. Prosesi ini merupakan simbol penyatuan tanah air Indonesia di pusat IKN Nusantara.

Hadir pula dalam prosesi tersebut istri Presiden RI Iriana Joko Widodo, Ketua MPR RI, dan para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Pada saat prosesi penyatuan tanah dan air, Jokowi didampingi oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.

Prosesi diawali dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang membawa tanah dan air kemudian menyerahkannya kepada presiden. Dilanjutkan Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan seterusnya. Ansar mendapat kesempatan menyerahkan tanah dan air yang ia bawa setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Simak video 'Jokowi Sebut Prosesi Kendi Nusantara Bentuk Kebhinekaan':

[Gambas:Video 20detik]



(prf/ega)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads