Kritik dari Ismail Fahmi 'Drone Emprit'
Pakar media sosial Ismail Fahmi meragukan klaim Luhut. Analis media sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia ini menilai angga 110 juta netizen adalah angka yang mustahil. Dia meragukan pula sumber data Luhut.
"Sumber klaim data 110 juta netizen bicara soal presiden tiga periode atau perpanjangan (masa jabatan) itu dari mana?" tanya Ismail Fahmi lewat cuitan akun Twitternya, @ismailfahmi, Sabtu (12/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ismail Fahmi mengizinkan detikcom mengutip cuitannya. Dia memastikan konteks sorotannya adalah soal klaim Luhut di acara kanal YouTube Deddy Corbuzier itu.
Fahmi kemudian merujuk ke data Laboratorium Indonesia 2045 atau LAB 45, lembaga kajian yang pernah membahas isu ini. Andi Widjajanto adalah Penasihat Senior LAB 45, ada pula Jaleswari Pramodhawardani dan Sigit Pamungkas di lembaga itu. LAB 45 pernah menyebut angka jumlah netizen di Twitter yang tak sebanyak klaim luhut, yakni 110 juta netizen itu. Kalau berdasarkan LAB 45, tak ada yang salah karena kesimpulannya juga sama dengan kesimpulan yang didapat Fahmi sebelumnya, angkanya tidak sebanyak klaim Luhut.
"Kalau dari LAB 45 sendiri, hanya 10.852 akun Twitter yang terlibat pembicaraan presiden tiga periode, mayoritas nolak. Itu sesuai data Drone Emprit," kata Ismail Fahmi sambil mencantumkan tangkapan layar paparan analisis LAB 45 tertanggal 22 Juni 2021.
"Ralat: 10.852 itu adalah akun yang turut bicara, plus yang di-mention, meski nggak ikut bicara. Contoh akun SBY, tidak ikut bicara, tapi ada dalam SNA (social network analysis) karena di-mention. Jadi saya kira yang aktif dalam percakapan kurang dari jumlah di atas," kata Ismail Fahmi.
Pria peraih gelar PhD dalam ilmu informasi di Universitas Groningen, Belanda, ini menjelaskan hanya ada sekitar 10 ribu pengguna Twitter yang aktif bicara soal perpanjangan masa jabatan presiden. Padahal, ada 18 juta pengguna Twitter di Indonesia. Berarti, akun yang bicara soal perpanjangan masa jabatan presiden sekitar 0,055 persen dari total pengguna Twitter di Indonesia. Itu jauh dari klaim Luhut yang menyebut ratusan juta netizen.
"110 juta (netizen) sepertinya impossible," kata Ismail Fahmi.
(dnu/dnu)