Jokowi Diminta Beri Jaminan Pemilu Tak Diundur Usai Luhut Bicara Big Data

Jokowi Diminta Beri Jaminan Pemilu Tak Diundur Usai Luhut Bicara Big Data

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Minggu, 13 Mar 2022 00:38 WIB
Arya Fernandes is a researcher in the Department of Politics and International Relations at the Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Indonesia. He joined CSIS in August 2014. Prior to joining CSIS, Arya worked as a research manager at Charta Politika Indonesia, a political research and consulting firm (2008-2014) and journalist at Media Indonesia newspaper. 

Arya has been conducted national and local survey of Indonesia public opinion since 2009. The poll assesed national/local trends and mood of electorate regarding important issues such as: the approval of national government policies, the incumbents perfomance, political participation, citizen engagement in the political process, and public images of presidential candidates and political parties.

 Arya received his bachelor degree from Political Science Department at the State Islamic University, Jakarta. He continued his master degree at the Paramadina Graduate School of Political Communication, University of Paramadina.
Arya Fernandes (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim memiliki big data ratusan juta netizen mendukung pemilu 2024 ditunda. Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan isu penundaan pemilu masih belum selesai di tingkat pemerintah.

"Bahwa di sisi pemerintah sendiri pernyataan Pak Luhut itu mengindikasikan bahwa isu ini ditingkat pemerintahan belum selesai dan masih ada usaha-usaha atau operasi politik yang dilakukan untuk mendorong penundaan. Harusnya kalau isu itu sudah selesai itu di lingkaran pemerintahan, nggak ada lagi yang bicara soal itu," kata Arya kepada wartawan, Sabtu (12/3/2022).


Arya mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu memberikan pernyataan yang jelas tidak bersedia memperpanjang masa jabatan. Menurutnya, publik perlu mendapatkan jaminan berupa pernyataan jelas tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang harus dilakukan oleh Pak Jokowi saya kira pertama beliau langsung memberikan pernyataan publik untuk memberikan jaminan bahwa pemerintah mungkin pak Jokowinya itu sepakat untuk tetap melaksanakan pemilu 2024 dan tidak bersedia memperpanjang masa jabatan artinya taat konstitusi," ujarnya.

"Kenapa pernyataan itu penting, supaya memberikan jaminan politik bagi publik. Untuk memberikan jaminan itu beliau perlu menegaskan posisi beliau terhadap posisi beliau itu," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut menurut Arya, Jokowi juga bisa menegaskan kepada partai koalisi terkait sikap politiknya. Selain itu, Jokowi juga dinilai bisa megakhiri wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden dengan meminta ortai politik setop mengusulkan wacana tersebut.

"Saya kira Pak Jokowi bisa menegaskan ke partai-partai koalisi itu, posisi politik beliau itu seperti apa. Dan meminta partai-partai menyetop atau mengakhiri usaha-usaha untuk penundaan atau perpanjangan," imbuhnya.

Baca klaim Luhut soal big data netizen pro penundaan pemilu di halaman berikut

Simak Video 'PKB Harap Big Data Luhut Yakinkan Publik Pentingnya Tunda Pemilu':

[Gambas:Video 20detik]



Klaim Luhut

Seperti diketahui Luhut bicara soal big data tersebut di acara kanal YouTube Deddy Corbuzier, Jumat (11/3) kemarin. Kata Luhut, dia punya data aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.

Dari data tersebut, Luhut menjelaskan masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang. Masyarakat, kata Luhut, tak ingin gaduh politik dan lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads