Meski Setuju Penundaan, Zulhas Sebut Pemilu 2024 Tak Mungkin Ditunda

Meski Setuju Penundaan, Zulhas Sebut Pemilu 2024 Tak Mungkin Ditunda

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikNews
Jumat, 11 Mar 2022 22:54 WIB
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kantor Al-Wasliyah Sumut
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di kantor Al-Wasliyah Sumut (Ahmad Arfah/detikcom)
Medan -

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pernah menyatakan setuju atas usulan penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Namun dia yakin usulan penundaan itu akan gagal.

Hal ini disampaikan Zulhas saat menghadiri kegiatan di kantor Al-Wasliyah Sumatera Utara di Medan, Jumat (11/3/2022). Zulhas awalnya menyampaikan syarat agar pemilu itu ditunda.

"Pilpres itu ada syaratnya, pertama menurut Undang-Undang Dasar, dipilih sekali, baru diperpanjang sekali, jadi dua kali. Kalau mau ditambah, artinya harus ada amandemen Undang-Undang Dasar. Ini yang konstitusional," kata Zulhas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain amandemen, Zulhas mengatakan penundaan itu bisa dilakukan melalui dekrit. Ada juga mekanisme lain, yaitu konsensus.

"Ada cara lain, tapi tidak konstitusional, namanya dekrit. Ada cara lagi yang lain, ini kata Yusril, ini saya kutip Yusril karena saya tidak ahli sekali. Satu lagi namanya konsensus," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Zulhas mengatakan konsensus itu adalah kesepakatan bersama. Dia mencontohkan Muktamar PBNU dan Muktamar Muhammadiyah yang disepakati untuk ditunda karena situasi pandemi virus Corona.

"Apa itu konsensus? Saya beri contoh, NU itu waktu muktamar harusnya tahun lalu, jadi bulan Desember, ditunda. Muhammadiyah muktamar harusnya 2020, jadinya 2022 nanti bulan November, ditunda," ucapnya.

Zulhas mengatakan NU dan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) juga memiliki undang-undang yang disebut anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART). Dalam AD/ART itu dijelaskan pengurusan hanya lima tahun, namun ditunda karena kesepakatan.

"Karena AD/ART-nya itu kan dia hanya boleh lima tahun, tapi diperpanjang, lebih. Itu sewarna, NU sewarna, Muhammadiyah satu warna," ujarnya.

Zulhas kemudian menjelaskan kondisi yang terjadi di NU dan Muhammadiyah itu berbeda dengan di Indonesia. Untuk itu, dia yakin usulan penundaan pemilu itu akan gagal.

"Nah, sekarang kita berbangsa bernegara. Apa mungkin amandemen, apa mungkin dekrit, apa mungkin konsensus, menurut saya tak mungkin," jelas Zulhas.

"Karena PDI sudah punya capres, Golkar sudah punya capres, Gerindra sudah punya capres, PKB sudah punya capres, Demokrat begitu, yang lain juga begitu," sambungnya.

Untuk diketahui, usulan penundaan pemilu itu awalnya dicetuskan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Dia mengusulkan pemilu itu ditunda satu atau dua tahun dengan alasan Indonesia dalam momentum perbaikan ekonomi karena pandemi virus Corona.

Zulkifli Hasan menyatakan setuju atas usulan penundaan Pemilu 2024. Dirinya mengatakan akan berkomunikasi dan berkonsolidasi dengan partai koalisi pendukung pemerintah dan berbagai kelompok masyarakat.

"Kita akan bertemu dengan partai koalisi dan kelompok masyarakat lainnya," kata Zulhas di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/2).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads