"Ya, memang semuanya berproses karena sudah ada penurunan dari kasus. Kita juga kasus yang tadinya di bulan sebelumnya mencapai 4.000 sehari, alhamdulillah sekarang sudah di bawah 500 sehari. Artinya penurunan cukup signifikan," ujar Tanti di Alun-alun Kota Bekasi, Jalan Pramuka, Kota Bekasi, Kamis (10/3/2022).
Meski demikian, pihaknya tetap melakukan evaluasi kebijakan baru tersebut. Dia berharap tidak adanya pembatasan jarak duduk di KRL tak menimbulkan kasus baru.
"Kalau sekarang dilakukan pencopotan (stiker) seperti yg disampaikan, bahwa tidak lagi ada jarak untuk duduk di dalam kendaraan-kendaraan umum, maka pastinya nanti akan dilakukan evaluasi," tuturnya.
"Apakah penerapan tersebut ini tidak menimbulkan atau berdampak pada munculnya kembali kasus. Kalau sudah tidak berdampak, artinya kita sudah normal kembali seperti sebelumnya karena kalau kasus itu tidak bisa hilang, kaya flu burung, sampai saat ini ada," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, KAI Commuter tak lagi menerapkan jaga jarak tempat duduk penumpang KRL. Hal ini merupakan bentuk penyesuaian terkait Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang terbaru.
"KAI Commuter mulai 9 Maret 2022 menjalankan operasi dan layanan KRL sesuai aturan terbaru dari pemerintah, yaitu Surat Edaran Kemenhub Nomor 25 Tahun 2022," demikian keterangan KAI Commuter dalam akun Twitter resminya, Rabu (9/3/2022).
KAI Commuter menjelaskan SE Kemenhub tersebut mengatur soal kapasitas penumpang kereta api di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan rute Yogyakarta-Solo. KAI Commuter menyebut kapasitas penumpang ditingkatkan dari 45 persen menjadi 60 persen. (idn/idn)