Wakil Ketua MPR Arsul Sani mendapatkan penghargaan sebagai 'Legislator Pro Eksistensi' dari Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen (BAMAG LKK) Indonesia. Ia pun merasa terharu sekaligus bersyukur atas penghargaan yang diterimanya.
"Saya menjadi grogi dan malu, seolah-olah saya sudah berbuat banyak dan lebih dari yang lain," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/3/2022).
Ia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada BAMAG atas penghargaan yang telah diberikan. Di hadapan anggota BAMAG dan undangan lainnya, ia mengatakan sebagai pemeluk agama Islam dirinya diajarkan dan diperintahkan bagaimana membangun persaudaraan tidak hanya sebatas 'ukhuwah islamiyah', namun juga diwajibkan untuk membangun 'ukhuwah insaniyah'.
"Dalam agama Islam juga diajarkan bagaimana membangun persaudaraan dengan ummat lain apapun latar belakangnya. Ummat lain merupakan saudara dalam kemanusiaan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi PPP tersebut juga menjelaskan bahwa Islam juga mengajarkan 'ukhuwah wataniyah' atau persaudaraan dalam kebangsaan.
"Banyak ayat dalam Al Quran yang mengajarkan kepada ummat Islam untuk melakukan apa yang masuk dalam kriteria pro eksistensi", tuturnya.
Arsul menjelaskan perintah melakukan hal demikian karena ditauladankan oleh ayahnya. Ia mengatakan sang ayah yang merupakan tokoh NU di Pekalongan telah mendidik dirinya untuk berbuat inklusif.
"Pergaulan lintas agama sudah dicontohkan oleh ayah saya sejak di kampung", ungkap Arsul.
Hal-hal yang diajarkan oleh ayahnya tentang kehidupan dan menghadapi segala permasalahan yang ada antara lain menekankan keharusan berada di tengah-tengah (tawasuth), seimbang (tawazun), toleransi (tasamuh), dan tegak lurus (i'tidal).
"Kalau yakin dengan kebenaran maka hal demikian harus diperjuangkan," jelasnya.
Arsul kemudian menceritakan pengalaman dan tantangan dalam menegakkan prinsip-prinsip tersebut semasa dirinya menjadi pengacara.
"Ujian inklusivitas pernah saya hadapi ketika Gus Dur meminta saya untuk membela kelompok minoritas," ungkap Arsul.
Sebagai informasi, penghargaan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua BAMAG Pendeta Agus Susanto di hadapan ratusan pendeta dari berbagai Sinode Gereja yang menjadi anggota BAMAG LKK Indonesia. Pendeta Agus Susanto dalam kesempatan tersebut mengungkapkan pemberian penghargaan kepada Arsul Sani diberikan setelah BAMAG selama dua tahun memantau aktivitas yang dilakukan.
Dalam pemberian penghargaan turut hadir Sekretaris Umum BAMAG, Pendeta Pendeta Dr. Henky Narto Sabdo; Ketua Badan Kehormatan BAMAG Pendeta Johan Manampiring; dan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Falah Banten, KH. Ahmad Rafiuddin, Pimpinan Pagar Nusa, dan sejumlah tokoh Forum Betawi Rempug (FBR) Bekasi.
Di tahun 2020 lalu penghargaan serupa pernah diberikan kepada Khofifah Indar Parawansa. Hal itu diberikan berkat dirinya yang selama menjadi Menteri Sosial (2014-2018) dianggap peduli pada penurunan angka kemiskinan menjadi satu digit.
(ncm/ega)