Rusia menyebut kelompok radikal Ukraina menjadikan warga asing, termasuk warga negara Indonesia (WNI), sebagai 'tameng hidup'. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan semua WNI aman, bahkan sebagian dari jumlah yang disebut Rusia sudah sampai di Indonesia. Kini sejumlah WNI di Kota Chernihiv bakal dievakuasi.
"Kondisi 9 WNI di Chernihiv dalam keadaan aman di lokasi safe house tempat mereka bekerja. Rencana evakuasi sudah disiapkan namun tetap memperhatikan situasi keamanan sepanjang jalur evakuasi," kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, saat dikonfirmasi, Rabu (9/3/2022).
Bila dilihat dari daftar yang disampaikan pihak Rusia pada 7 Maret, ada 2 WNI di Kharkiv, 7 WNI di Odessa, dan 9 WNI di Chernihiv. Ternyata kondisinya kini sudah berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua WNI di Kharkiv ini sedang dievakuasi menuju lokasi aman. Sedangkan sejumlah WNI di Odessa saat ini sudah pulang ke Tanah Air.
"Tujuh ABK (Anak Buah Kapal) WNI di Odessa sudah berhasil dievakuasi menuju Bucharest dan sudah kembali ke Indonesia," kata Judha.
Secara umum, terdapat 51 WNI yang berada di Ukraina hingga saat ini. Mayoritas dari mereka adalah WNI yang memilih tetap tinggal di Ukraina, ada pula beberapa WNI yang sedang diupayakan dievakuasi keluar Ukraina, antara lain di Chernihiv dan Kharkiv tadi.
Sebelumnya, informasi dari Rusia disampaikan TASS, agensi berita Rusia lewat berita bertanggal 7 Maret, serta informasi dari pihak Kedutaan Besar Rusia di Filipina di grup Telegram, tertanggal 7 Maret.
Kedutaan Besar Rusia di Filipina memaparkan daftar warga negara asing yang (menurut mereka) dijadikan tameng hidup oleh Ukraina. Ada ratusan WN Yordania, India, China, Tanzania, puluhan WN Turki, Mesir, Pakistan, hingga belasan WN Vietnam, Tunisia, hingga Indonesia.
"Di Kiev masih ada staf KBRI dan saya tidak mendengar sinyalemen tersebut (bahwa WNI menjadi tameng hidup pihak Ukraina)," kata Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, dihubungi terpisah.
(dnu/fjp)