Asep Septerianto (26), warga Desa Pal 30, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, hanya bisa terbaring lemah di kasur. Asep menderita tumor ginjal dan tak bisa berobat.
Asep tinggal bersama ibunya yang saat ini berstatus seorang janda, bersama dengan dua saudaranya. Kondisi badan Asep yang semakin hari semakin kurus, membuatnya tak dapat melakukan aktivitas apa pun, bahkan harus menggunakan diapers dan kateter urine untuk membantunya buang air kecil.
Ibunda Asep, Saprina, mengatakan putranya sudah menjalani operasi di kota Padang sejak 2021, namun tidak ada menunjukkan perkembangan kesehatan yang berarti, bahkan kondisi asep memburuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah setahun anak saya menderita penyakit yang kata dokter terdapat daging tumbuh di ginjalnya, sudah beberapa kali juga kami bawa asep berobat di Padang, tapi tidak ada perubahan samah sekali, ditambah lagi dengan keterbatasan biaya yang kami miliki, kami pun memilih untuk pulang ke lais," ungkap Saprina, Senin (7/3/2022).
Saprina mengaku, karena keterbatasan biaya ini, kondisi Asep makin parah. Bahkan sesekali Asep merasa kesakitan dan menangis karena benjolan yang dideritanya makin membesar.
"Saya hanya berharap ada keajaiban buat anak saya, saya ingin anak saya bisa sehat dan bermain," kata Saprina.
Saat ini Saprina ini hanya bisa pasrah, sembari merawat asep dengan kondisi keuangan yang pas-pasan. Saprina sangat berharap ada uluran tangan dermawan untuk membantu pengobatan anaknya, meski memang Asep memiliki jaminan kesehatan dari BPJS kesehatan.
"BPJS ada, namun untuk biaya kebutuhan selama berobat di rumah sakit yang menjadi kendala kami, karena pengobatannya dilakukan di luar Provinsi Bengkulu. Saya saat ini pasrah saja," tutup Saprina.
Simak juga 'Balita Menderita Tumor Tinggal di Hutan Subang Butuh Bantuan':