Sejumlah alasan dikemukakan untuk melanggengkan ide penundaan Pemilu 2024, salah satunya karena dikhawatirkan mengganggu pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio pun menyindir soal alasan penundaan pemilu karena Corona.
Hendri mengaku tak habis pikir mengapa COVID-19 dijadikan 'kambing hitam'. Padahal, sebut dia, pemerintah sempat mengklaim berhasil menangani pandemi.
"Yang paling saya sedih, dengan orkestrasi penundaan pemilu atau penambahan masa jabatan atau 3 periode ya, hal-hal yang ada kaitannya dengan penguasa yang terus-menerus berada di kursi empuknya itu, saya menilai ini sebuah gerakan yang menganggap remeh, menganggap remeh kepandaian atau kepintaran rakyat Indonesia," kata Hendri dalam diskusi virtual di kanal YouTube Survei KedaiKopi, Minggu (6/3/2022).
"Karena alasannya itu lho ekonomi, yang bener aja. Terus kemudian COVID, alasan ini. Katanya pemerintah ini paling berhasil penanggulangan covid-nya, tapi giliran begini-begini COVID dijadikan alasan," sambung dosen Universitas Paramadina itu.
Hensat --sapaan akrab Hendri-- menganggap ide penundaan Pemilu 2024 sebagai 'orkestrasi'. Bahkan, dia juga menganggap para penggerak ide penundaan pemilu berencana mengkudeta KPU, lembaga yang berwenang menetapkan jadwal pemilu.
"Kenapa saya katakan jahat, karena bukan hanya mengkudeta Komisi Pemilihan Umum yang secara sah, lembaga negara yang berhak menyelenggarakan pemilu dan sudah menentukan jadwal pemilu 14 Februari 2024, tetapi juga mengakibatkan beberapa hal yang menurut saya besar sekali efeknya buat negeri ini," kata Hensat.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(whn/zak)