Sejarawan Ogah Debat soal Keppres 1 Maret, Tantang Fadli Zon Bikin Buku!

Sejarawan Ogah Debat soal Keppres 1 Maret, Tantang Fadli Zon Bikin Buku!

Arief Ikhsanudin - detikNews
Sabtu, 05 Mar 2022 10:07 WIB
Monumen Serangan Umum 1 Maret di kompleks Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Sabtu (26/2/2022).
Monumen Serangan Umum 1 Maret di kompleks Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Sabtu (26/2/2022). (Ristu Hanafi/detikJateng)
Jakarta -

Sejarawan tim naskah akademik Keppres tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 tak mau berdebat dengan Fadli Zon. Dia meminta Fadli Zon membuat buku sendiri tentang serangan 1 Maret tersebut.

"Tidak (mau berdebat). Nulis buku saja sendiri menurut versi dia. Nanti saya ikut baca," ucap anggota tim naskah akademik Sri Margana saat dimintai konfirmasi, Sabtu (5/3/2022).

Akar Perdebatan

Seperti diketahui, perseteruan Fadli Zon dengan pemerintah soal Keppres 1 Maret itu berawal dari tidak dicantumkannya nama Soeharto dalam keppres tersebut. Menteri Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menjelaskan ketidakadaan Soeharto dalam Keppres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud menegaskan pemerintah tidak pernah meniadakan peran Soeharto dalam sejarah serangan tersebut. Justru, kata Mahfud, meski tidak ada dalam Keppres 2/2022, nama Soeharto disebut sebanyak 48 kali dalam naskah akademik Keppres, yang juga dibenarkan oleh sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Kita tak pernah meniadakan peran Soeharto, malah di naskah akademik keppres itu, nama Soeharto disebut 48 kali karena kita mencatat dengan baik peran Pak Harto. Itu ada penjelasan dari sejarawan UGM yang membenarkan Keppres 2/2022 yang tak memasukkan nama Soeharto di dalam Keppres," ujarnya, Jumat (4/3).

ADVERTISEMENT

Mahfud menyampaikan, meski dalam tahanan, Sukarno-Hatta masih terus aktif menggerakkan operasi serangan. Mahfud menyebut, dalam Keppres, yang memerintahkan operasi adalah Jenderal Soedirman, sementara yang memberi gagasan adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

"Kalau di keppres itu disebut yang punya gagasan Sultan, yang memerintahkan operasinya Jenderal Soedirman, yang menyetujui dan menggerakkan operasinya Presiden dan Wakil Presiden," ucapnya.

"Jadi, meski dalam tahanan, Presiden dan Wakil Presiden masih terus aktif menggerakkan. Ada penjelasan M Roem dan Pringgodigdo yang diasingkan satu paket dengan Bung Karno dan Bung Hatta bahwa mereka terus berkomunikasi dengan dunia internasional untuk mempertahankan kedaulatan meski dari pengasingan," lanjutnya.

Simak Video: Tantangan Debat dari Fadli Zon soal Keppres 1 Maret Dijawab Mahfud Md

[Gambas:Video 20detik]




Fadli Zon Mengajak Debat

Fadli Zon menyerukan tantangan debat kepada Mahfud Md. Fadli menantang Mahfud untuk berdebat dan adu fakta soal Serangan Umum 1 Maret 1949.

"Pak @mohmahfudmd mari ajak diskusi/debat saja sejarawan di belakang Keppres itu. Kita bisa adu data dan fakta. Tapi jangan belokkan sejarah!" kata Fadli Zon lewat cuitan akun @fadlizon yang dibagikan kepada wartawan.

"Kebetulan doktor saya bidang sejarah dari @univ_indonesia," imbuh Fadli.

Politikus Gerindra ini juga mengatakan dirinya persis meneliti berkaitan dengan persoalan Serangan Umum 1 Maret 1949 tersebut. Dia mengatakan saat itu Jenderal Soedirman enggan bertemu dengan Sukarno dan Hatta untuk rekonsiliasi nasional Juli 1949 sebelum dibujuk Soeharto.

"Saya juga meneliti PDRI. Negara hampir pecah gara-gara konflik PDRI vs Tracee Bangka. Jenderal Soedirman pun mulanya 'enggan' bertemu Sukarno-Hatta untuk rekonsiliasi nasional Juli 1949. Baru setelah dibujuk Pak Harto, akhirnya mau bertemu," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads