SBY Unggah Lukisan Serangan Militer: Bukan Perang di Ukraina

SBY Unggah Lukisan Serangan Militer: Bukan Perang di Ukraina

Matius Alfons - detikNews
Jumat, 04 Mar 2022 14:54 WIB
Lukisan SBY soal perang
Lukisan SBY soal perang. (Foto: dok screenshoot)
Jakarta -

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menunjukkan hasil lukisannya. Kali ini lukisan itu bertemakan kondisi gedung terbakar imbas perang.

Lukisan itu diunggah SBY melalui akun Instagram resmi memorial Ibu Ani Yudhoyono, @aniyudhoyono, Jumat (4/3/2022). Tampak nuansa lukisan terbaru SBY tersebut seperti peristiwa dan kekacauan.

Tampak SBY melukis sejumlah gedung dalam kondisi terbakar. Asap tebal juga terlihat membubung dari lukisan mantan Presiden Indonesia tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, terlihat seperti bentuk ledakan pada gambar hasil lukisan SBY. Meski lukisan bertema perang, SBY menyebut itu tidak terkait dengan kejadian di Ukraina yang saat ini tengah diinvasi Rusia.

"Lukisan yang saya unggah ini bukan pertempuran atau bagian dari perang yang saat ini sedang berkecamuk di Ukraina. Saya mendapatkan inspirasi dari berbagai foto sumber-sumber terbuka yang menggambarkan sebuah serangan militer (air strike) di sebuah kota," ucap SBY.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut ingin memberikan pandangan sederhana terkait kedamaian dan perang. SBY menyebut di masa damai perang kerap dipikirkan sebagai solusi politik.

"Di masa damai, perang kerap dipikirkan bahkan direncanakan untuk mencapai kepentingan politik. Kepentingan ini sering didefinisikan sebagai kepentingan nasional, khususnya 'National Security Interest'," ucapnya.

Sementara itu, ketika sudah masa perang, kata SBY, semua orang ingat damai. Bahkan akhirnya berujung keinginan gencatan senjata.

"Namun, kalau perang sudah benar-benar terjadi, banyak yang kemudian ingat damai. Itulah sering ada prakarsa untuk melakukan gencatan senjata, diikuti dengan penyelesaian secara politik," ujarnya.

SBY lantas berpendapat dirinya salah satu yang tidak menginginkan perang. Dia mengibaratkan perang sebagai pilihan dan keperluan.

"Ingat, ada yang disebut 'War of Necessity' atau perang memang perlu dilaksanakan oleh sebuah negara dan ada 'War of Choice' atau perang sebagai pilihan (salah satu cara untuk mencapai tujuan) dimana pemimpin politik di sebuah negara yang menimbang-nimbang dan memilihnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, SBY berpandangan perang merupakan jalan terakhir. Dia berharap Indonesia tidak perlu mengalami itu.

"Saya setuju dengan adagium bahwa perang adalah jalan terakhir apabila tidak ada cara lain untuk mempertahankan kepentingan bangsa yang paling tinggi tingkatannya, yaitu yang disebut sebagai 'survival interest'. Misalnya apabila kedaulatan dan keutuhan wilayah kita benar-benar terancam," jelasnya.

"Dalam mempertahankan kepentingan nasional kita, semoga Indonesia mendapatkan cara yang juga efektif tanpa harus melakukan perang," lanjut dia.

(maa/gbr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads