Ratusan warga penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Kota Bogor menyerbu Kantor Pos Jalan Juanda, Kota Bogor, Jawa Barat. Mereka rela mengantre berjam-jam untuk mencairkan bantuan uang tunai tahap 1, 2, dan 3 sebesar Rp 600 ribu.
Pantauan detikcom di kantor Pos Jalan Juanda, Kota Bogor, Jumat (4/3/2022), ratusan orang memadati ruangan di samping Kantor Pos yang dijadikan lokasi pencairan BPNT. Antrean warga menimbulkan kerumunan dan mengabaikan protokol kesehatan.
Warga yang didominasi ibu-ibu itu tampak berdesakan di depan ruang tunggu. Selain lansia, banyak anak-anak yang dibawa orang tuanya saat mengantre. Mereka berebut agar bisa masuk lebih dulu ke ruang tunggu pencairan BPNT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas pemberian BNPT dibantu seorang anggota TNI sibuk mengatur agar warga bersabar menunggu giliran duduk di kursi antrean.
"Sabar, jangan masuk semua, gantian. Yang lansia sama yang bawa bayi boleh masuk duluan," kata anggota TNI yang ikut mengatur di ruang tunggu penerima BPNT, Jumat (4/3/2022).
Warga penerima BPNT mengaku sudah 2 jam mengantre. Mereka mengeluhkan sistem pengambilan BPNT sehingga terpaksa berkerumun dan berdesakan tanpa menerapkan aturan protokol kesehatan.
"Iya, ini lagi antre ambil bantuan. Uang tunai yang Rp 600 ribu itu kan. Dari pagi saya di sini, belum dapat, masih nunggu ini lama," kata Nurhaida, warga Kota Bogor, saat ditemui tengah mengantre.
Hal serupa diungkap Novida, warga Empang, Kecamatan Bogor Selatan. Ia mengaku sudah dua jam mengantre, namun posisinya masih jauh dari ruang tunggu.
"Saya sudah mau 2 jam ini antre, lama banget. Ini ambil dana bantuan, pengambilannya sekaligus tahap 1, 2, dan 3, jumlahnya Rp 600 ribu," kata Novida sambil menggendong anaknya yang berusia 3 tahun.
Novida berharap proses penyaluran BPNT bisa dilakukan lebih baik dan tidak membuat warga harus berdesakan karena masih masa pandemi.
"Harapannya, harusnya kan jangan gini. Ini kan lagi pandemi kan ya, harusnya aturan di sini juga jangan ditumpuk-tumpuk gini kalau bagiin sembako, bantuan tunai. Kan kita ada kartu BRI, kan bisa tuh dikoordinir sama RT/RW, ambil sendiri di kelurahan gitu, jangan sampai ngantre begini," kata Novida.
Bantuan pemerintah, baik berbentuk sembako maupun uang tunai, kata Novida, sangat membantu. Terutama bagi dia yang tidak bekerja dan suaminya tidak punya pekerjaan tetap.
"Yang bikin pusing ya ngantrenya gini, saya kan punya anak kecil, nggak bisa dititipin. Kalau nggak diambil, kan hangus ya," kata Novida.
"Uangnya kan untuk kebutuhan sehari-hari. Saya kan cuma ibu rumah tangga ya, sulit banget kan sekarang buat dapetin sembako gratis. Ini bermanfaat, tapi caranya harusnya nggak ramai-ramai (membeludak) begini," imbuhnya.