Cerdas Menyelesaikan Problem

Kontemplasi Qalbu (29)

Cerdas Menyelesaikan Problem

Prof. Nasaruddin Umar - detikNews
Jumat, 04 Mar 2022 04:58 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Setiap orang memiliki problem, namun tidak semua orang sama di dalam memecahkan problemnya. Ada orang yang cerdas dan ada yang tidak cerdas memecahkannya. Tentu kita berharap agar kita memiliki kecerdasan di dalam menyelesaikan problem. Kita tentu tidak berharap menyelesaikan satu problem dengan problem baru, sehingga problem menjadi berantai. Yang kita harapkan bagaimana menyelesaikan problem diri kita terselesaikan tanpa ada yang yang merasa dikorbankan.

Setidaknya ada empat pola di dalam menyelesaikan problem: Pertama, menyelesaikan problem dengan memenangkan diri sendiri tanpa menghindari kekalahan dari pihak lain (Win-Lose Solution). Kedua menyelesaikan problem dengan mengalahkan diri sendiri dan memenangkan orang lain (Lose-Win Solution). Ketiga, menyelesaikan problem dengan sama-sama mengalah, kalau perlu mengorbankan diri masing-masing (Lose-Lose Solution). Ke empat, menyelesaikan problem dengan memenangkan semua pihak tanpa ada yang merasa dikorbankan (Win-win Solution).

Pola win-Lose Solution ini umum dilakukan oleh orang yang tidak sabar menanti proses penyelesaian. Ia menempuh jalan pintas menyelesaikan problem untuk segera meraih kemenangan dan keberuntungan, tampa memedulikan nasib orang lain. Pola ini dianggap pola tidak cerdas karena mengorbankan orang lain. Dalam bahasa agama, hasil yang diperoleh dengan pola ini tidak berkah, karena orang ini rela membangun istana kesenangan di atas puing-puing kehancuran orang lain. Kursi yang diduduki dengan cara ini adalah kursi panas, tidak menjanjikan ketenangan dan kebahagiaan. Karena itu, jangan pernah berfikir kita menyelesaikan problem dengan menggunakan pola ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pola Lose-Win Solution juga tidak ideal, karena mengorbankan diri sendiri demi untuk menyenangkan orang lain tidak dibenarkan juga dalam agama. Dalam Islam jelas ditegaskan: Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. al-Baqarah/2:195). Bukanlah sesuatu yang ideal dengan mengambil falsafah lilin, yang rela menghancurkan dirinya demi menerangi orang lalin. Yang ideal ialah kita menjadi seperti bola lampu yang menerangi orang lain tanpa menghancurkan dirinya sendiri. Jika kita bias menjadi bola lampu, kenapa harus menjadi lilin?

Pola Lose-Lose Solution adalah pola yang paling keji. Nekat untuk menorerir kehancuran bersama. Pasti cara ini buka solusi yang baik. Contohnya, seorang teroris rela meledakkan dirinya sendiri dengan bom untuk mati bersama dengan orang-orang yang dianggap bagian dari problem yang dihadapinya. Agama manapun tidak ada yang menolerir cara-cara seperti ini. Dalam Islam lebih tegas dikatakan oleh Nabi bahwa: Orang yang bunuh diri (apapun alasannya) adalah mati kafir. Nabi dan para sahabatnya tidak pernah ada yang mencontohkan solusi semacam ini, sungguhpun problem pada masa itu jauh lebih rumit dan berat ketimbang apa yang kita hadapi saat ini.

ADVERTISEMENT


Pola Win-win Solution adalah pola yang paling ideal. Pola ini memilih penyelesaian dengan cara semua pihak merasa menang dan beruntung. Tidak boleh ada seorang atau satu pihak yang dirugikan. Dengan demikian pola ini lebih adil dan lebih berperadaban. Bagaimana cara menyelesaikan problem kita dengan cara Win-win Solution? Jawabannya akan dibahas di dalam artikel mendatang.

*Prof. Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads