Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas ekspor kopi ke Belanda dengan total nilai Rp4 miliar di Desa Mekarsari, Cikajang, Kabupaten Garut. Kopi yang diekspor merupakan produk hasil binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Astra Internasional Tbk.
Pelepasan ekspor kopi ini ditandai dengan pemecahan kendi oleh Gubernur Jabar, Sekretaris Daerah (Sekda) Garut Nurdin Yana, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto, serta Head of CSR and Social Engagement Astra, Triyanto.
Dalam kesempatan ini, Ridwan Kamil mengaku bangga karena Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut bisa menghasilkan kopi kelas dunia. Ia mengatakan pihaknya sedang menyiapkan program post COVID ekonomi dengan membawa kembali anak-anak muda lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa dan membangun usaha.
Menurut Kang Emil, ekspor ini merupakan langkah Jawa Barat untuk menaklukkan dunia lewat komoditas kopi. Tak hanya lewat produk mentah, ia pun berharap kopi Jabar bisa mendunia lewat kafe-kafenya.
"Jadi kita harus menaklukkan dunia dengan kopi-kopi kita, baik ekspor mentah, maupun lahir kafe-kafe seperti Starbuck milik Jabar di seluruh dunia. Ini sedang persiapan di Belanda dan Swiss. Jadi suatu hari saya yakin," kata Kang Emil dalam keterangan tertulis, Kamis (3/3/2022).
Sebagai informasi, Provinsi Jawa Barat sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara. Berdasarkan catatan Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jawa Barat mencapai US$ 16 juta atau sekitar Rp 200 miliar (kurs Rp14.300 per Dolar AS ).
Ia pun mengungkap Jabar sedang mempersiapkan pembukaan kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara. Diketahui, Jabarano Coffee sudah dibuka di Melbourne, Australia dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.
"Kita juga ada konsep ujung (terkait) lifestyle kopi yaitu Cafe Jabarano sudah buka di Australia, Oktober ini akan buka di Swiss ya dan suatu hari di seluruh kota-kota dunia akan hadir kopi-kopi Indonesia khususnya dari Jawa barat sebagai unggulan diplomasi kopi kira-kira begitu," ungkapnya.
Menurutnya, penjualan kopi ke beberapa negara juga semakin mudah dengan adanya teknologi digital. Hal ini sejalan dengan Program Petani Milenial yang ingin membuktikan warga yang tinggal di desa pun bisa memiliki penghasilan seperti di kota.
"Tadi kita monitor prosesnya sangat komprehensif dan kami bangga di Cikajang Garut ini menghasilkan kopi-kopi yang kelas dunia ya kira-kira seperti itu, kemudian juga program post COVID ekonomi yaitu membawa kembali anak-anak muda pintar, lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa membangun usaha menjadi pimpinan perusahan (atau) CEO, menjadi petani milenial itu adalah konsep yang akan terus dikembangkan di Jawa Barat dan mungkin suatu hari akan menjadi unggulan ke seluruh Indonesia," tuturnya.
Ia memaparkan di masa depan konsep tinggal di desa, rezeki di kota, bisnis mendunia merupakan hal yang sangat menjanjikan. Hal ini pun didukung oleh kolaborasi pentahelix dari akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, maupun media.
Kolaborasi Pentahelix dalam Pelepasan Ekspor Kopi Garut
Sekda Garut, Nurdin Yana mengungkap kegiatan lepas ekspor ini merupakan terusan dari program One Village One Product atau satu desa satu produk. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus berlangsung sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terangkat.
"Ya Alhamdulillah sebetulnya hari ini peninjauan bahan dari Pak Gubernur yah terkait (program) OVOP One Village One Product gitu ya, tapi Alhamdulillah hari ini kita lihat realisasi dari (OVOP) Cikajang ini sudah keluar (ekspor) katakanlah 1 ton (kopi) kira-kira dikonversi (menjadi) Rp 4 miliar, untuk (ekspor) produk ke luar," ujar Nurdin.
Nurdin pun berharap ke depannya akan muncul desa-desa lain di Kabupaten Garut yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas ekspor ke luar negeri. Sehingga masyarakat desa bisa berdaya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor IPB Arif Satria yang menginisiasi acara ini menyebutkan desa adalah harapan dan masa depan bangsa. Untuk itu, pihaknya akan terus menanamkan optimisme kepada masyarakat desa melalui sentuhan-sentuhan teknologi dan penguatan karakter masyarakat.
"Sentuhan teknologi itu apa? Ya itu teknologi-teknologi terkini yang 4.0, kami menyediakan teknologi green house yang semi smart kepada para petani, agar petani juga bisa memanfaatkan dengan baik, karena sekarang itu tidak bisa tidak, pemanfaatan teknologi digital harus sudah dikembangkan," terangnya.
Arif menyampaikan pihaknya akan memperluas daerah mitra. Tidak hanya di 53 desa di Jawa Barat saja, tapi juga akan diperluas ke beberapa desa yang di provinsi lain.
"Kita sudah mengembangkan di Jawa Timur, rencana (mengembangkan) di Kepri, kemudian juga nanti di Maluku Utara, dan provinsi-provinsi lain, sekarang para gubernur sedang menanti kehadiran IPB, untuk mendampingi petani-petani untuk membangun desa dengan teknologi-teknologi terkini untuk orientasi pada ekspor," tandasnya.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto menyampaikan pihaknya berkomitmen menyejahterakan para anggota koperasi, maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Atas dasar itu, pihaknya memberikan apresiasi yang besar atas pelepasan ekspor kopi ini.
Ia menambahkan kopi merupakan komoditas potensial kebanggaan Indonesia. Sebab, hampir setiap daerah memiliki ciri khas rasa kopinya masing-masing.
"Kami mengapresiasi terhadap momen pelepasan ekspor kopi bagi masyarakat atau para petani milenial di Desa Mekarsari ini," jelas Luhur.
Head of CSR and Social Engagement Astra Triyanto juga menambahkan pelepasan ekspor kali ini sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk menyejahterakan bangsa. Ia mengungkap ada empat kontribusi sosial yang dilakukan Astra untuk membantu Indonesia berkembang.
"Kami berkomitmen kuat untuk memberikan manfaat dan membantu mengembangkan Indonesia melalui empat kontribusi sosial dalam pilar kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, dan lingkungan hidup," pungkasnya.
Simak juga 'Icip-icip Nasi Goreng Kimchi dan Es Kopi di Jurnal Risa Coffee':