Seragam baru prajurit TNI AD yang didesain oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat masih menjabat KSAD sudah diperkenalkan. Jika ditilik dari sejarahnya, seragam TNI AD sudah mengalami perubahan beberapa kali.
Pemakaian seragam pada TNI sudah ada sejak era sebelum kemerdekaan, yakni saat era Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda (KNIL) dan Korps Pembela Tanah Air (PETA).
Dikutip dari buku 'Pribumi Jadi Letnan KNIL' yang ditulis Petrick Matanasi, hingga 1894, seragam KNIL dinamakan syako dengan helm dari gabus. Seragamnya berwarna hijau tua. Pada 1910, topi mereka diganti dengan anyaman bambu ringan. Seragam mereka berubah ketika Perang Aceh berlangsung.
KNIL diberi pakaian dari bahan linen dan celana tipis. Pada 1915, seragam KNIL berganti lagi dengan bahan yang lebih tebal. Seragam PETA warnanya juga hijau tua, tak berbeda jauh dengan seragam KNIL. Yang membedakan hanya bahannya saja.
Seragam Loreng
Selanjutnya, setelah kemerdekaan dan masa revolusi, Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) mengadopsi seragam corak loreng macan tutul yang dipakai oleh Marinir AS di masa Perang Dunia II.
Kemudian, seperti dikutip dari buku 'Sang Prajurit Pemberani' yang ditulis Kaka Alvian Nasution pada 1964 seragam loreng darah mengalir (flowing blood) diperkenalkan sebagai seragam kebanggaan RPKAD.
Seragam TNI AD kembali bersalin rupa setelah mengadopsi pola seragam M81 Wooland dari Angkatan Darat AS, yang diperkenalkan pada 1981.
Simak juga 'Pinta Jokowi Agar TNI-Polri Tertib Tak Ikut Urusan Demokrasi':
(rdp/imk)