Korban gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menjadikan rumah dinas dan kantor Bupati sebagai lokasi pengungsian. Ratusan orang, dari anak-anak hingga dewasa, tidur dengan alas seadanya.
Pantauan detikcom, Jumat (25/2/2022) menjelang malam, para pengungsi berdatangan ke dua lokasi tersebut. Kantor Bupati dan rumah dinas berada di lokasi bersebelahan. Jumlahnya lebih dari seratus orang, terdiri atas anak hingga orang tua. Mereka menggelar tikar mulai di halaman hingga lokasi yang dijadikan posko.
Sebagian besar warga yang mengungsi mengaku hanya punya pakaian di badan karena semuanya tertimbun bersama rumah yang ambruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada lagi pakaian yang bisa diselamatkan. Hanya pakai ini saja," kata Nur, warga Simpang Timba Abu, Nagari Kajau Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.
Nur bersama istri dan empat anaknya kini ikut mengungsi di posko utama.
"Tadi pagi sedang di kampung. Lagi di rumah, tiba-tiba berguncang. Saya lihat semuanya roboh. Ambruknya pas gempa kedua. Semua rumah yang ada di kampung kami saya lihat ambruk. Mungkin ini yang paling parah," kata dia.
Warga lainnya, Nalis, juga menyebut mengungsi hanya membawa pakaian yang ada di badan.
"Hanya pakaian di badan ini yang kami bawa. Kami langsung lari ke luar rumah setelah terdengar gempa," kata perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai petani kebun itu.
Nalis menyebut pasrah dibawa mengungsi ke Kantor Bupati Pasbar karena tak ada lagi tempat berlindung. Terlebih cuaca di Pasbar kerap hujan.
Nalis memboyong tujuh orang anggota keluarganya ke tempat pengungsian. Nalis bersama suami, lima anak, dan ibunya.
Diketahui, gempa dengan kekuatan magnitudo 6,1 terjadi di Pasaman Barat pagi tadi. Gempa itu menyebabkan tujuh orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka serius.
(aik/aik)