Tumpukan sampah mencemari lokasi proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara (Jakut). Selama dua hari, sebanyak 272 ton sampah sudah diangkut.
Kasudin Lingkungan Hidup (LH) Jakut Achmad Hariadi mengatakan pengerukan sampah dilakukan sejak Rabu (23/2) kemarin. Total ada 34 unit truk yang diturunkan untuk mengangkut sampah.
"Ini totalnya 272 ton dengan rincian hari pertama 18 truk, 144 ton atau 390,24 meter kubik. Hari kedua 16 truk, 128 ton atau 346,88 meter kubik," kata Hariadi kepada detikcom, Kamis (24/2/2022).
Hariadi mengatakan, selain pengerukan sampah, pihaknya tengah berupaya mengatasi tumpukan sampah yang menyumbat saluran air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi yang paling penting itu kegiatan penanganan. Kita tidak optimalkan pengerukan karena khawatir jalan inspeksi tergerus, tetapi yang paling penting adalah membuka akses air supaya tidak tersumbat," kata dia.
Selanjutnya sampah tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
Sampah tersebut terhampar di dekat proyek Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Hamparan sampah itu panjangnya mencapai sekitar 400 meter. Sampah tersebut juga meninggi di beberapa titik. Tumpukan sampah itu juga menimbulkan bau busuk.
Asal usul Sampah
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Lurah Kalibaru Mulyadi mengatakan sampah tersebut bersumber dari warga sekitar, yakni dari dua RW di Kelurahan Kalibaru. Dia menegaskan tidak ada sampah yang bersumber dari luar kawasan tersebut.
Simak upaya penanganan sampah ini di halaman selanjutnya.