Prabowo-Ganjar-Anies Kokoh di 3 Besar Capres, Siapa Bakal Berlaga di 2024?

Prabowo-Ganjar-Anies Kokoh di 3 Besar Capres, Siapa Bakal Berlaga di 2024?

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 23 Feb 2022 18:48 WIB
Prabowo (kiri) - Ganjar (kanan atas) - Anies (kanan bawah).
Prabowo (kiri)-Ganjar (kanan atas)-Anies (kanan bawah). (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Trio Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih belum tergoyahkan dari bursa capres 2024. Terkini, Prabowo, Ganjar, dan Anies berbagi posisi di tiga besar bursa capres hasil survei Litbang Kompas. Siapa yang nantinya bakal berlaga di Pilpres 2024?

Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio memaparkan analisisnya. Hendri melihat Prabowo-lah yang memiliki peluang lebih besar dibandingkan Ganjar ataupun Anies.

"Pak Prabowo jelas diunggulkan karena dia dari partai politik ya dan Ketua Umum Gerindra. Sementara Ganjar, saya rasa, makin ke sini, makin hari, makin kecil suaranya. Walaupun, menurut beberapa hasil survei, berada di nomor 2, bahkan ada yang nomor 1," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (23/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendri SatrioHendri Satrio (Ari Saputra/detikcom)

Bagaimana dengan Ganjar? Analisis Hendri, elektabilitas Ganjar justru tergerus belakangan ini. Yang paling berdampak buruk terhadap elektabilitas politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu adalah insiden di Desa Wadas, Purworejo, beberapa waktu lalu.

"Tapi kejadian Wadas kemarin nampaknya akan menggerus banyak sekali elektabilitas dia. Apalagi, kelihatannya PDIP sampai hari ini belum memberikan sinyal positif atas pencalonan Ganjar Pranowo," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dibandingkan Ganjar, Hendri justru Anies lebih memiliki peluang menjadi capres 2024 hasil penetapan KPU. Selain dari posisinya yang berada di peringkat tiga bursa capres versi Litbang Kompas, pengamat politik yang kerap disapa Hensat itu melihat Anies memiliki keunggulan dari sisi capaian selaku kepala daerah.

"Yang menarik justru Anies Baswedan. Namanya ini makin konsisten di nomor 3. Artinya, dari sisi politik, nomor 3 itu memiliki kesempatan untuk bisa naik menjadi nomor 2 atau nomor 1," kata Hensat.

"Keunggulan Anies Baswedan ini memang pembangunan di Jakarta yang signifikan bisa mengubah wajah Kota Jakarta, terutama beberapa pembangunan monumental Indonesia atau monumental di Jakarta seperti Jakarta International Stadium, yang juga pasti akan mengharumkan nama Pak Jokowi," imbuhnya.

Meski demikian, Hensat melihat elektabilitas Prabowo dan Anies masih bisa ditingkatkan lagi. Begitu pula Ganjar, yang sempat dikritik karena insiden di Desa Wadas.

Bagaimana caranya meningkatkan elektabilitas 'tiga serangkai' itu? Ada satu strategi yang disarankan Hensat.

"Jadi, menurut saya, para capres ini untuk memperkuat elektabilitasnya dia, harus bisa mengubah strategi pemenangan mereka dari pencitraan menjadi pameran. Jadi lebih banyak memamerkan hasil-hasil pembangunan, hasil-hasil ide, hasil-hasil karyanya," sebutnya.

Menurut Hensat, strategi pameran hasil kerja tak hanya positif untuk masing-masing kandidat. Strategi pameran, sebut dia, secara tak langsung juga bisa dipakai untuk menjatuhkan lawan.

"Karena, hanya pemimpin daerah atau tokoh atau menteri yang tidak memiliki hasil pembangunan yang akhirnya harus memaksakan diri melakukan strategi pencitraan, drama-drama, seolah-olah dia punya kerja, seolah-olah dia punya karya, tapi kalau dia benar-benar memiliki karya, maka strateginya adalah pameran," kata Hensat.

Selain trio Prabowo, Ganjar dan Anies, siapa lagi yang punya peluang jadi capres 2024? Simak di halaman berikutnya.

Airlangga hingga AHY Capres Lapis Kedua

Sama seperti Prabowo, setidaknya ada 4 elite partai lain yang memiliki peluang menjadi capres 2024. Empat elite dimaksud adalah para ketua umum (ketum) partai.

Ada Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketum PKS Ahmad Syaikhu. Namun, Hensat menyebut keempatnya sebagai capres lapis kedua.

"Jadi, kalau ditanya lagi, 'adakah kandidat selain mereka bertiga?' Maka Airlangga Hartarto, AHY, Muhaimin Iskandar, Ahmad Syaikhu adalah level atau lapis kedua dari 3 nama tadi. Nah lapis ketiganya adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk menteri," kata Hensat.

"Lapis ketiganya ini, ada Sandiaga Uno, Erick Thohir, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, Susi Pudjiastuti, ada di situ. Jadi saya membagi menjadi 3 layer itu," imbuhnya.

Strateginya yang bisa dipakai oleh Airlangga, Cak Imin, AHY, dan Syaikhu pun sama, yakni mengubah pencitraan jadi pameran. Dan untuk para pemilih, Hensat menyarankan agar melihat capres dari pameran yang dipamerkan.

"Mau milih siapa? Kalau Anda ingin setelah Jokowi Indonesia seperti Jakarta, ya pilih Anies Baswedan. Kalau mau seperti Jawa Tengah pilihnya Ganjar Pranowo, kalau mau seperti Jawa Barat pembangunannya pilihnya Ridwan Kamil," ucap Hensat.

"Hanya saja perlu diingat, Ganjar Pranowo itu sudah dua periode. Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa, Ridwan Kamil satu periode aja belum. Jadi, silakan membandingkan hasil pembangunannya," pungkas dosen komunikasi politik Universitas Paramadina itu.

Halaman 2 dari 2
(zak/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads