Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendapatkan apresiasi dari Komisi V DPR RI dalam upayanya melakukan pembatasan mobilitas pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021-2022 lalu. Hal tersebut terungkap dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI tentang 'Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Mobilitas Transportasi Pada Libur Nataru 2021-2022 di Masa Pandemi COVID-19' yang dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Komisi V DPR RI, serta seluruh pemangku kepentingan yang telah bersinergi menyukseskan upaya pengendalian mobilitas pada libur Nataru 2021/2022," ucap Budi Karya dalam keterangan tertulis, Kamis (17/2/2022).
Budi menambahkan dalam melakukan pembatasan mobilitas di masa Nataru, pihaknya merujuk pada Surat Edaran Satgas Covid-19 No 24/2021 dan Instruksi Mendagri No 66/2021 untuk perjalanan dalam negeri serta SE Satgas Covid-19 No 25/2021 untuk perjalanan luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyebut terjadi kenaikan sebesar 11,05% dari tahun sebelumnya terkait mobilitas perjalanan dalam negeri yang menggunakan angkutan umum. Adapun total penumpang angkutan umum mencapai 6,7 juta penumpang.
"Puncak arus mudik selama Nataru terjadi pada 9 Desember 2021 sebanyak 441.950 penumpang, sedangkan puncak arus balik terjadi pada 2 Januari 2022 sebanyak 434.177 penumpang," papar Budi.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan adanya peningkatan mobilitas penumpang pada perjalanan luar negeri. Seperti pada keberangkatan yang meningkat 108% dan kedatangan yang meningkat 40% jika dibandingkan periode Nataru sebelumnya.
"Puncak perjalanan luar negeri untuk keberangkatan terjadi pada 19 Desember 2021 sebanyak 3.873 penumpang dan untuk kedatangan terjadi pada 2 Januari 2022 sebanyak 3.063 penumpang," ujarnya.
Mobilitas kendaraan keluar masuk Jabodetabek lewat jalan tol, tambahnya, juga mengalami kenaikan. Adapun kenaikan tersebut meningkat 12%, sedangkan untuk mobilitas keluar masuk di jalan arteri mengalami penurunan 14% jika dibandingkan periode sebelumnya. Budi Karya juga merinci data mobilitas tiap angkutan, yaitu:
Β· Angkutan jalan naik 24%, dari 907 ribu penumpang menjadi 1.1 juta penumpang;
Β· Angkutan penyeberangan naik 1% dari 1,71 juta penumpang menjadi 1,72 juta penumpang;
Β· Angkutan udara turun 8% dari 2,7 juta penumpang menjadi 2,5 juta penumpang;
Β· Angkutan laut turun 26% dari 536 ribu penumpang menjadi 395 ribu penumpang;
Β· Angkutan kereta api naik 53% dari 617 ribu penumpang menjadi 942 ribu penumpang.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dan pelayanan angkutan massal di masa Nataru yang akan datang sehingga diharapkan hasilnya lebih baik lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus meminta Kemenhub bersama operator sarana dan prasarana transportasi di semua moda untuk meningkatkan koordinasi, pengawasan, dan deteksi dini dalam mempersiapkan langkah pengendalian penyebaran COVID-19 pada angkutan massal.
Menurutnya, hal ini perlu disiapkan dalam rangka menghadapi masa libur hari-hari besar selanjutnya, yang berdasarkan pengalaman selalu diikuti dengan kenaikan kasus positif COVID-19.
Lasarus lantas meminta Kemenhub bersama Korlantas Polri untuk meningkatkan upaya preventif terhadap hal-hal yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dan kemacetan. Hal tersebut berupa pemeriksaan kelaikan operasional kendaraan, angkutan barang Over Dimension dan Over Loading (ODOL), serta penegakkan sanksi yang lebih tegas terhadap pelanggaran lalu lintas.
Sebagai informasi, dalam rapat kerja tersebut turut dihadiri Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan M. Hernanto, Dirgakum Korlantas Polri mewakili Kakorlantas Polri Brigjen Pol Aan Suhanan, serta para Direktur Utama BUMN dan operator jasa sektor transportasi.
(akn/ega)