Debat panas Fahri dan Andre dalam acara 'Adu Perspektif' detikcom-Total Politik itu disiarkan akun YouTube detikcom sebagaimana dilihat, Kamis (17/2/2022). Perdebatan bermula saat Fahri menyinggung soal amplop berseliweran di Komisi VI DPR.
"Kalau soal BUMN ya memang saya kan memprotes rapat dengan BUMN itu kira-kira 2005-2006. Anda cari di beberapa media, saya pernah komplain tentang amplop yang berseliweran di Komisi VI 2005-2006, itu," ujar Fahri.
Fahri kemudian menyentil DPR yang kerap rapat hanya dengan BUMN 'berlemak'. Sedangkan, sambung Fahri, BUMN yang 'kurus' tak diperhatikan.
"Mohon maaf ya, kan ini rapatnya kan dengan yang banyak duitnya, ya kan. Kan dengan yang berlemak ini rapatnya, kan yang kurus-kurus, yang mau mati nggak diurus. Jadi sebenarnya mohon maaf ini, Bung Andre, saya ngertilah argumennya dari A sampai Z, tetapi menurut saya jangan lagi karena itu sudah punya mekanismenya," ujar Fahri.
Fahri meminta kultur seperti itu dihentikan. Dia juga menyinggung kebiasaan anggota DPR mengajak golf para direksi BUMN.
"Korporasi itu serahkan kepada mekanisme pasar, dia yang akan menciptakan kultur baik di dalam korporasi. Tapi kalau Anda ajak panggil terus main golf, nanti karaoke dan sebagainya itu rusak," ujar dia.
Lebih lanjut, Fahri membeberkan secara rinci mengenai potensi tergerusnya profesionalisme BUMN. Menurut Fahri, ada potensi kongkalikong pemilihan direksi BUMN dengan anggota DPR menekan menteri.
"Saya mohon maaf karena itu nanti berefek kepada, misalnya, dia memerlukan anggota dewan supaya bertahan sebagai direksi. Nanti anggota dewan disuruh teken menterinya supaya dia yang diangkat dan seterusnya kemudian ada orang bawa proyek, oh dia ternyata mitra dari BUMN tertentu. Dia bawa politisi ini, politisi itu, suruh tekan BUMN-nya bahkan disuruh marah-marahin di ruang sidang. Sudahlah ini kita udah tahu semua, Bung Andre, janganlah ini diteruskan, biarkan ini menjadi mekanisme korporasi," beber Fahri.
Pernyataan Fahri itu kemudian ditanggapi oleh Andre Rosiade. Andre menilai Fahri kurang informasi.
"Makanya saya bilang Bang Fahri ini kurang update, hanya melihat di puncak gunung es. Saya juga bingung amplop ceritanya, main karaoke, gitu. Saya nggak tahu kalau periode yang lalu ya, Bang Fahri, kalau periode sekarang clear ya, Bang Fahri. Jadi saya ingin sampaikan ke Bang Fahri, kita nggak rapat sama yang besar-besar saja, rapat kecil-kecilnya juga banyak," ujar Andre.
Andre lantas membeberkan kinerjanya selama menjadi anggota Komisi VI DPR. Dia bahkan mengatakan usulan terkait masalah minyak goreng ditampung pemerintah.
"Jadi Bang Fahri jangan bicara kita nggak kerja itu soal minyak goreng," ujar Fahri.
Andre menegaskan rapat Komisi VI DPR berjalan transparan. Menurut Andre, masyarakat bisa melihat langsung ada atau tidaknya titipan pertanyaan dalam rapat seperti yang disebut Fahri.
"Rapat komisi VI ini sekarang DPR transparan, seluruh rapat itu disiarkan di media sosial YouTube, Facebook, TV parlemen, rakyat bisa menilai secara langsung apakah memang rapat kerja atau rapat dengar pendapat dengan Menteri BUMN atau BUMN-BUMN itu ada politisasinya arau titipan-titipan pertanyaan seperti yang disampaikan Bang Fahri. Yang saya rasakan sekarang produktif," ujar Andre.
Andre mengatakan kerja anggota Komisi VI DPR periode sekarang seperti cuci piring. Dia menyebut banyak BUMN yang bermasalah dan harus diselesaikan.
"Bagaimana kita menyelesaikan BUMN-BUMN yang banyak bangkrut sekarang, BUMN-BUMN yang bermasalah karena kebijakan masa lalu dan alhamdulillah ini Bang Fahri saya laporkan saat ini Bang, tercatat laba bersih meningkat signifikan 2021 mencapai Rp 61 triliun, dari tahun sebelumnya hanya Rp 13 triliun. Itu karena siapa? karena fungsi pengawasan DPR di Komisi VI," ujar Andre.
Politikus Gerindra itu meminta masyarakat melihat secara objektif kerja Komisi VI DPR. Dia mencontohkan mengenai penggabungan 3 BUMN yang saat ini dinilai memberikan manfaat.
"Contoh bagaimana kita bisa melakukan penggabungan 3 BUMN, BRI, pegadaian, dan penanaman modal. Permodalan nasional madani itu untuk apa? Untuk menciptakan ekosistem ultramikro sehingga nanti ke depan masyarakat kecil UMKM dan rakyat-rakyat kecil itu bisa mendapatkan akses permodalan tanpa tergantung lagi dengan rentenir itu kerja siapa? Komisi VI DPR RI yang bekerja produktif," imbuh Andre.
Simak juga video 'Adu Perspektif: 'Nyanyian' Fahri Memekakakkan Telinga DPR':
(knv/tor)