Pemkab Tapanuli Tengah Ingin Situs Bongal Jadi Cagar Budaya Nasional

Pemkab Tapanuli Tengah Ingin Situs Bongal Jadi Cagar Budaya Nasional

Abdi Somat Hutabarat - detikNews
Rabu, 16 Feb 2022 19:29 WIB
Arkeolog melakukan Aktifitas Pemetaan Kawasan Esksvasi pada titik penggalian 8 di   Situs Bongal Desa Jago Jago Kec. Badiri, Tapanuli Tengah, Selasa (15/2/2022)
Arkeolog melakukan aktivitas pemetaan kawasan ekskavasi pada titik penggalian 8 di situs Bongal, Tapanuli Tengah, Selasa (15/2/2022). (Foto: Sultanate Institute)
Tapanuli Tengah -

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah ingin situs Bongal menjadi cagar budaya nasional. Saat ini situs tersebut merupakan cagar budaya kabupaten.

Pada 2-3 Desember 2021 telah dilakukan sidang penetapan situs cagar budaya oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Situs Bongal ditetapkan sebagai cagar budaya Tapteng beserta 13 benda dan situs cagar budaya lainnya.

Situs Bongal mengantongi Surat Keputusan (SK) Penetapan Nomor 2535/DISDIK/2021. Sementara itu, kawasan situs Bongal mengantongi SK Nomor 2565/DISDIK/2028.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapan Pak Bupati, tentunya situs Bongal dan cagar budaya lainnya dapat menjadi situs cagar budaya nasional," kata Kepala Dinas Pendidikan Tapteng Boy Rahman Hasibuan, Rabu (16/2/2022).

Karena itu, sambungnya, Pemkab Tapteng sudah menyampaikan usulan kepada Gubernur Sumatera Utara agar situs Bongal beserta 13 situs lainnya sebagai cagar budaya provinsi.

ADVERTISEMENT

"Pak Bupati juga memerintahkan kepada kami untuk mendukung penuh segala riset tim ahli terkait situs ini, baik oleh tim ahli cagar budaya, balai arkeologi, dan peneliti lainnya," ungkapnya.

Komitmen tersebut, kata Boy Rahman, diberikan dengan harapan informasi situs Bongal dapat dikenal dalam skala nasional.

"Mudah-mudahan, setelah penelitian ini, kita bisa mengetahui sejarah dan kejadian di masa lalu. Di sisi lain, situs ini akan membuat Tapanuli Tengah semakin dikenal," pungkasnya.

Pada 14 sampai 28 Februari, ada riset dan ekskavasi lanjutan situs Bongal. Kegiatan ekskavasi ini melibatkan para peneliti dari Sultanate Institute, Kurator Museum Abad 1 Hijriyah, Mapesa, para peneliti BRIN Kantor Arkeologi Sumatera Utara, peneliti Pusat Riset Arkeometri BRIN, dan peneliti Ekosistem Hutan BPSI Kuok, KLHK.

(aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads