Satgas COVID-19 menyebut kasus positif nasional pada gelombang ketiga ini melonjak tajam lebih cepat dibanding gelombang kedua. Bahkan jumlah kenaikan kasus positif minggu lalu hampir mencapai jumlah saat puncak gelombang kedua varian Delta.
"Minggu lalu terdapat tambahan kasus sebesar 290 ribu, sementara tambahan kasus tertinggi di puncak kedua adalah 350 ribu," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Selasa (15/2/2022).
Wiku mengatakan peningkatan kasus positif tersebut berdampak pada kematian yang saat ini juga sudah mengalami peningkatan. Namun kabar baiknya angka kematian di masa lonjakan gelombang ketiga ini jauh lebih rendah dibanding masa lonjakan kedua.
"Di minggu lalu terdapat 505 orang meninggal, sementara di masa lonjakan Delta ada lebih dari 12 ribu orang meninggal. Walaupun demikian, nyawa tetaplah nyawa yang tidak tergantikan. Mencegah agar tidak tertular adalah cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa orang di sekitar kita," ucapnya.
DKI Sumbang 28% dari Total Kasus COVID Nasional
Dia menyebut provinsi di Jawa-Bali menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak secara nasional. Bahkan, DKI Jakarta, kata Wiku, saat ini menyumbang 28% dari total kasus COVID nasional yang angkanya sudah lebih tinggi dibanding jumlah yang disumbangkan di masa lonjakan gelombang kedua, yaitu 24%.
"Sementara di Jawa Barat dan Banten jumlah kasus mingguan di minggu lalu bahkan sudah melebihi rekor kasus mingguan di masa lonjakan kedua," ujarnya.
Untuk itu, Wiku meminta pemda segera mengevaluasi kembali penerapan PPKM di daerahnya. Dia ingin setiap aturan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru harus betul-betul dilaksanakan dengan baik di daerah.
Simak Video 'Angka Kematian Saat Ini Lebih Rendah Dibanding Saat Lonjakan Delta':
(fas/knv)