Mbah Marijan Tunggu Perintah Sri Sultan HB IX

Sleman - Mbah Marijan masih belum mau turun dari lereng Gunung Merapi. Dia beralasan masih berpegang teguh amanat Sri Sultan HB IX. Padahal HB IX kan telah tiada! Apa sih amanatnya?"Saya diamanatkan untuk menjadi juru kunci Gunung Merapi. Jadi harus tetap menjaga Merapi dalam kondisi apa pun," kata Mbah Marijan saat ditemui detikcom, di rumahnya, Dusun Umbulhardjo, Desa Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu (13/5/2006).Padahal Sri Sultan HB IX sejak 8 Oktober 1998 lalu sudah tiada. Sultan yang dilahirkan dengan nama Dorodjatun itu mangkat ketika berada di Amerika Serikat.Pria berusia di atas 80 tahun ini berkilah, dirinya tidak mau mendengarkan nasihat Sri Sultan HB X karena statusnya bukanlah sultan. Status Sri Sultan HB X dianggap sebagai gubernur alias pemerintah."Itu yang berbicara bukan sultan, melainkan gubernur," ujarnya.Tidak hanya Sultan yang ditolak Mbah Marijan. Dari anak mantan Presiden Gus Dur, Yenny Wahid hingga Amien Rais pun pernah ditolaknya. Pihak polres, polsek, dan camat di Dusun Umbulharjo pun sudah ditolak mentah-mentah.Padahal kediaman pria yang enggan berbahasa Indonesia ini kurang lebih 4-5 kilometer dari puncak Merapi. "Minta doanya, agar selamat dari bencana Merapi," pintanya.Mbah Marijan mengungkapkan dirinya saat ini sedang senang. Pasalnya banyak masyarakat yang berkunjung ke rumahnya. "Ini sebagai obat saya," tuturnya.Meskipun status Gunung Merapi sudah beranjak menjadi Awas dan gunung berketinggian 2,980 mdpl itu mulai mengeluarkan lavanya, namun Mbah Marijan masih tetap bersikukuh untuk tetap bertahan."Saya rela mati demi menjaga Gunung Merapi. Sampai mati pun saya masih ingin tetap di sini," tandasnya. (ary/)