Dusun Terisolasi di Atas Bukit, Warga di Pinrang Bertaruh Nyawa di Tebing

Dusun Terisolasi di Atas Bukit, Warga di Pinrang Bertaruh Nyawa di Tebing

Hasrul Nawir - detikNews
Senin, 14 Feb 2022 23:02 WIB
Warga di Pinrang bertaruh nyawa di tebing Kaluppio (detikcom/Hasrul Nawir)
Warga di Pinrang bertaruh nyawa di tebing Kaluppio. (Hasrul Nawir/detikcom)
Pinrang -

Viral di media sosial cerita tentang tangga tebing Kaluppio di Kabupaten Pirang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Tebing dengan kemiringan 90 derajat dan tinggi 150 meter ini menjadi akses utama warga jika hendak pergi berkebun.

Di puncak tebing Kaluppio, terdapat Dusun Salu Baka dan Dusun Lomba yang menjadi area permukiman warga. Jika hendak ke kebun atau menjalani aktivitas lainnya, warga dari 2 dusun ini akan menuruni tangga tebing Kaluppio yang memiliki ketinggian dan kemiringan ekstrem tersebut.

Sebenarnya, terdapat akses lain yang lebih aman bagi warga dusun yang ingin pergi berkebun. Hanya, warga dusun lebih suka melewati tangga di tebing Kaluppio karena jarak tempuh lebih dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika memanjat tebing Kaluppio, warga dusun awalnya akan akan melewati dinding tebing dengan kemiringan 75 derajat dan tinggi 10 meter. Dinding tebing Kaluppio ini hanya dilengkapi tali dari plastik bekas pembungkus kabel yang diikat di pohon.

Pada tahap selanjutnya, warga dusun akan melewati anak tangga setinggi 15 meter dengan kemiringan 75-80 derajat. Kemudian saat mendekati puncak tebing Kaluppio, warga akan melewati tebing dengan kemiringan 90 derajat yang berada di ketinggian 150 meter. Sesampai di puncak, warga sudah memasuki areal permukiman mereka.

ADVERTISEMENT

Seorang tokoh masyarakat setempat, Herman (60) menyebut tangga Kaluppio telah ada sejak dulu. Tangga awalnya berbahan bambu hingga para warga menggantinya dengan tangga berbahan kayu agar lebih aman dilewati.

"Sudah lama sekali ini tangga Kaluppio, kalau untuk tangga dari kayu baru sekitar 20 tahun yang lalu, tapi kalau untuk tangganya sudah ada sebelum saya lahir, mungkin sebelum Indonesia merdeka, " kata Herman kepada wartawan.

Meski ekstrem, Herman mengatakan tangga di tebing Kaluppio sangat bermanfaat bagi warga. Terutama karena akses ke kebun atau ke tempat lainnya jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan jalan buatan Pemerintah.

"Setiap hari warga lewat tangga tersebut sebagai jalur alternatif ke kebun, mempersingkat waktu tempuh, jika pakai jalur jalan yang dibangun pemerintah bisa sampai 3 jam (ke kebun), namun jika lewat Kaluppio hanya berjalan kaki sekitar satu jam saja, " pungkas Herman.

(hmw/nvl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads