Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air: Simak Sejarah Lengkapnya!

Tim detikcom - detikNews
Senin, 14 Feb 2022 14:10 WIB
Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air: Simak Sejarah Lengkapnya! (Foto: detikcom/dikhy sasra)
Jakarta -

Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) diperingati setiap tanggal 14 Februari. Tahun ini, Hari PETA jatuh pada minggu ketiga di bulan Februari.

Diperingatinya Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air berawal dari pemberontakan terhadap Kekaisaran Jepang. Saat itu, Kekaisaran Jepang menerapkan kebijakan yang brutal misalnya seperti romusha alias kerja paksa hingga merampas hasil pertanian.

Untuk mengetahui sejarah Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air, mari simak ulasan yang sudah detikcom rangkum di bawah ini.

Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air: Begini Sejarah Awalnya

Mengutip laman Pemkot Malang, sebelum diperingati sebagai Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air, kala itu PETA dibentuk oleh pemerintahan Jepang dan melibatkan sukarelawan setempat. PETA berperan untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia meski awalnya bertugas untuk membantu Jepang dalam perang Asia Timur.

Dibentuknya Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) diinisasi oleh Letjen Kumakici Harada. Terbentuknya PETA karena timbulnya ketidak percayaan bangsa Indonesia pada pemerintah Jepang terhadap janji kemerdekaan yang dijanjikan.

Sementara itu, melansir laman Universitas Jember (UNEJ), pembentukan Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air dilakukan oleh Letjen Kumakici Harada melalui Osamu Seiri nomor 44 yang mengatur tentang pembentukan PETA. Kala itu, Jepang bercermin pada Prancis yang dapat menguasai Maroko dengan memanfaatkan pemuda Maroko sebagai tentara Prancis.

Dibentuknya Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air merupakan salah satu tonggak perlawanan bangsa Indonesia kepada penjajahan Jepang. Meski lembaga ini besutan Jepang, namun PETA menyulut jiwa patriorisme dan nasionalisme, sebab mereka peduli terhadap kaum priibumi yang menjadi korban kerja paksa Jepang.

Akibatnya, terjadilah perlawanan PETA yang salah satunya terjadi di Daidan (Batalyon). Kala itu Shodanco Supriyadi memimpin perlawanan tersebut.

Di tanggal 14 Februari 1945, dia mengibarkan bendera Merah Putih di sebuah lapangan besar. Hal itu dia lakukan sebagai bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap Jepang untuk mencapai kemerdekaan.

Selanjutnya, pada 29 Februari 1945 dini hari, Supriyadi dan pasukannya mulai bergerak untuk melawan tentara Jepang. Pihak Jepang yang mengetahui hal tersebut langsung menyiapkan pasukannya dan melengkapinya dengan tank dan pesawat udara guna menghalau tentara PETA.

Rupanya, kekuatan tentara Jepang berhasil menguasai seluruh kota Blitar. Mereka pun menyerukan agar pasukan PETA kembali ke kesatuannya masing-masing.

Jepang menangkap pasukan Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air. Beberapa dari mereka pun dibunuh dan dijatuhi hukuman mati. Simak halaman selanjutnya.




(azl/imk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork