Gerindra Bagi-bagi Cokelat Buat Netizen Twitter, Strategi atau Gimik?

Gerindra Bagi-bagi Cokelat Buat Netizen Twitter, Strategi atau Gimik?

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Senin, 14 Feb 2022 08:45 WIB
CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat
Hasan Nasbi (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Fenomena admin media sosial (medsos) Partai Gerindra yang bagi-bagi cokelat kepada netizen menjadi viral. Founder Cyrus Network Hasan Nasbi menilai apa yang Gerindra lakukan itu hanya gimmick untuk bersenang-senang.

"Menurut saya itu gimmick buat happy-happy saja. Bukan bagian dari strategi," ujar Hasan saat dimintai konfirmasi, Minggu (13/2/2022).

Hasan menyebut Partai Gerindra yang bagi-bagi cokelat ini tidak memiliki niat untuk mengumpulkan suara anak muda demi Pemilu 2024. Menurutnya, hal tersebut dilakukan Gerindra semata-mata untuk membuat medsosnya lebih berwarna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya biar lebih berwarna saja media sosialnya. Biar menarik dan interaktif dengan audience mereka," tuturnya.

"Menurut saya biar lebih berwarna saja media sosialnya. Biar menarik dan interaktif dengan audience mereka," imbuh Hasan.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, viral admin media sosial Partai Gerindra bagi-bagi cokelat kepada netizen. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra pun memberikan penjelasan.

Simak juga video 'Gerindra Masih Tunggu Undangan Prabowo Deklarasi Capres 2024':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

"Itu kreativitas tim admin kami, yang memang kebanyakan anak-anak muda. Cokelat itu simbol persahabatan dan kehangatan. Maksud kami, supaya masyarakat tidak terus tegang dengan kondisi politik nasional," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Minggu (13/2).

Salah satu netizen membagikan foto bingkisan yang berisi cokelat itu. Dalam bingkisan itu juga disertakan catatan yang bertuliskan semoga bersemangat kepada penerima bingkisan. Pada kertas itu juga ada logo Partai Gerindra.

Ada beragam komentar netizen, salah satunya menilai bagi-bagi cokelat itu sebagai money politics. Habiburokhman pun membantah anggapan itu.

"Yang sebut itu money politics harus belajar lagi UU Pemilu. Ini kan nggak terkait pemilu sama sekali. Yang terpenting, Partai Gerindra tetap performed kinerjanya," jelasnya.

"Di parlemen, kami tetap kritis membela rakyat, seperti kasus Wadas kemarin. Di eksekutif, menteri-menteri kami disebut berkinerja terbaik oleh berbagai lembaga survei," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2
(drg/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads